TRIBUNJATIM.COM - Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh sebuah peristiwa yang terjadi di Jakarta.
Masih ingat dengan peristiwa perampokan di sebuah rumah di kawasan Pulomas Utara, Kayu Putih, Jakarta Timur satu tahun lalu?
Perampokan yang berujung pada terbunuhnya satu keluarga itu menewaskan enam orang termasuk seorang kepala keluarga, bernama Dodi Triono.
Saat itu, Selasa (27/12/2016) Dodi Triono ditemukan pihak polisi sudah tak bernyawa usai disekap selama beberapa jam bersama 10 orang lainnya di dalam kamar mandi dengan hanya seluas 2,5 meter persegi.
Baca: Jarang Terekspos, Terungkap Kondisi Makam Personel Warkop DKI, Keadaan Makam Dono Disoroti Netizen
Dodi yang merupakan pemenang proyek renovasi Stadion Gelora Bung Karno meninggal bersama dua putri dan dua pembantu serta seorang rekan putrinya tersebut, sementara lima orang lainnya bisa diselamatkan.
Dari empat pelaku pembunuhan sadis tersebut, satu diantaranya, yakni Ramlan Butar-butar tewas saat penyergapan, sementara tiga lainnya berhasil diamankan poleh pihak yang berwajib.
Dua dari tiga tersangka dijatuhi hukuman mati, yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang, sementara satu lainnya, yakni Alfin Sinaga dihukum seumur hidup.
Baca: Mampu Lihat Kejadian Aneh, Gadis Indigo Ini Ketakutan Saat Membaca Kondisi Indonesia Tahun 2019
Uji Nyali
Usai peristiwa berdarah tersebut, rumah tersebut dijadikan wahana uji nyali sebuah program acara televisi.
Hasilnya, warganet pun protes.
Terlebih lagi, sang pembawa acara mengunggah foto preview uji nyali tersebut dengan di akun instagramnya.
"Tantangan di malam jumat @intensindigo buat melihat dan merasakan apa yg terjadi di rmh almarhum pak Dodi korban perampokan dan pembunuhan sadis yg mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia #pembunuhan #perampokan #sadis #rcti," tulisnya.
Emosi warganet semakin terpantik saat putri Dodi Triono sekaligus korban selamat, Zanette Kalila Azaria mengungkapkan kesedihannya.
Baca: Lama Tak Muncul dan Jadi Fenomenal, Penampilan Slamet dan Rohaya Kini Bikin Netizen Melongo
Ia ingin menyampaikan bahwa rumah tersebut tetaplah tempat ia menemukan kenyamanan dan kehangatan.
"Rumah ini bukan tempat yang menyeramkan seperti kalian saksikan dan bukan tempat "rekreasi" yang kalian bisa kunjungi setiap saat.
Tempat ini merupakan dimana saya mendapat rasa nyaman dan kehangatan yang tidak pernah ada habisanya.
Saya hanya ingin teman-teman tahu, bahwa keluarga saya berpulang ke pangkuan Allah dengan tenang.
Dan saya yakin, mereka tidak ingin menjadi kenangan yang menakutkan, melainkan kenangan indah yang didoakan.
Baca: Kabar Terbaru Mantan Suami Kiki Amalia hingga Terungkap Sikap Roy Kiyoshi ke Haters
Jadi, mohon sekiranya teman-teman untuk tidak berprasangka buruk terhadap rumah tersebut dan tidak mempercayai berita-berita hoax yang tersebar di internet untuk menghargai mendiang keluarga saya.
Terima kasih.
Salam, Anet dan keluarga."
Tak hanya Anet, istri kedua almarhum Dodi Triono, Almyanda Saphira juga mengungkapkan kekesalannya dengan pemilihan tempat uji nyali itu.
Ia bahkan sempat mempertanyakan apa tujuan memilih tempat itu sebagai lokasi uji nyali.
"Mau uji nyalinya kenapa ngga langsung minta ijin ke dalam saja... langsung berdiam diri di dalam kamar mandi..dalam kegelapan...tanpa udara..ngapain di luar pagar yang banyak orang dan satpam2....terang benderang..bisa nafas enak.. bnr2 bodoh...ngga minta ijin tapi menggambarkan keadaan yg bnr2 ngaco nich program tv..secara aku dan anette...teman2 kk dan Doddy Triono tak jarang sampai malam disana dan nyaman2 saja....maksudnya apa yaa? Jangan sampai karena berita ini kami menempuh jalur hukum...siap2 saja untuk itu..."
Seperti diketahui, pada tanggal 29 Desember 2016, publik dikejutkan dengan berita penyekapan rumah mewah di Pulomas, milik arsitek Dodi Triono.
Dodi Triono adalah seorang arsitek yang kaya raya dan juga memiliki perusahaan properti.
Pelaku menyekap 11 orang di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter X 1,5 meter tanpa ventilasi dan dikunci dari luar.
Korban yang tewas ada 6 orang, dan 5 orang lainnya mengalami luka.
6 orang yang tewas adalah Dodi Triono sendiri, Diona Arika Andra Putri (anak pertama), Dianita Gemma Dzalfayla (anak ketiga), Amalia Calista alias Amel (teman Gemma yang menginap), Sugiyanto (supir), Tarso (supir).
Baca: Main Voli Gadis Cantik Dicabuli Tetangga Hingga Hamil, Jangan Kaget Tahu Sikap Pelaku ke Bayi Korban
Kondisi rumahnya kini
Dilansir dari Tribun Jakarta, rumah mewah milik Dodi itu hingga kini tak kunjung laku dijual.
Padahal, peristiwa pembunuhan sadis di rumah itu sudah berlalu selama satu setengah tahun.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, pada pagar hitam setinggi kira-kira tiga meter tersebut masih terpasang spanduk berwarna hitam, yang menyebutkan rumah ini dijual.
"Sudah hampir setahun belum laku terjual," ujar seorang petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya kepada TribunJakarta.com, Senin (7/5/2018).
Baca: Pengakuan Polwan yang Disuruh Nyamar Jadi PSK, dari Berpakaian Seksi hingga Masuk Kamar, Lalu . . .
Selain bertuliskan dijual, spanduk berwarna hitam tersebut juga bertuliskan 'Open House Minggu Jam 11.00 s/d 16.00' serta tertera nama dan nomor telepon penjual rumah tersebut.
Seorang pedagang, Asep yang berjualan tidak jauh dari rumah tersebut, memang hampir setiap minggu ada orang yang datang ke rumah tersebut.
"Hampir setiap Minggu memang suka ada yang dateng, tapi sepertinya bukan keluarga tapi orang yang mau jual rumah itu datang untuk bersih-bersih," ujar Asep, Senin (7/5/2018).
Lebih lanjut ia menerangkan, pada Minggu (6/5/2018) kemarin pihak penjual rumah tersebut datang untuk mengganti spanduk hitam yang sebelumnya sudah terpasang.
Baca: Kisah Keluarga yang Tinggal di Gubuk, dari Minum Air Comberan hingga Robek Uang Bantuan Lurah
"Kemarin Minggu yang dateng juga ganti spanduk, spanduk yang lama sudah rusak jadi diganti yang baru," katanya.
Rumah berlantai dua ini sekilas memang terlihat masih dalam kondisi baik dan terawat meskipun sudah lebih dari setahun tidak ditempati.
Dinding di bagian luar terlihat tidak usang, pada bagian teras rumah pun tidak nampak ada tanaman liar yang tumbuh.
Lampu penerangan yang berada di bagian depan pun terlihat masih hidup menyala, dari empat lampu yang ada, hanya satu yang mati. Sedangkan tiga lainnya masih menyala.