Dipakai Razan Najjar Saat Tewas Tertembak, Seragam Medis ini Jadi Saksi Keberaniannya di Jalur Gaza

Penulis: Ani Susanti
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Razan Najjar

Pria tersebut kemudian dibawa dengan ambulans.

Baca: Aisyah Bahar Meninggal Saat Tadarus dan Puasa Sunah, 3 Kisah Kematian Orang Ini Juga Bikin ‘Iri’

Tiba-tiba saja suara tembakan terdengar dan Najjar jatuh ke tanah.

Ia tertembak di bagian dada saat berada di antara pengunjuk rasa.

Padahal, Najjar telah memakai seragam putih yang menandakan petugas medis.

Foto terakhir Razan sebelum ditembak (twitter.com/AhmadAlgohbary)

Namun, tentara Israel tetap tak pandang bulu menembaki ke arah pengunjuk rasa tersebut.

Najjar tiba di rumah sakit dengan kondisi yang sangat serius.

Razan ()

Dia meninggal dunia di ruang operasi.

Razan meninggal ()

Penampakan seragam yang dipakai Najjar juga diunggah di akun Instagram @we_are_not_numbers.

Seragam yang dipakai Razan Najjar saat ditembak tentara Israel (instagram.com/we_are_not_numbers/)

"The shirt worn by volunteer paramedic Razan al-Najjar when she was shot to death by an Israeli sniper," tulis akun tersebut.

(Baju yang dikenakan oleh relawan paramedis Razan al-Najjar ketika dia ditembak mati oleh seorang tentara Israel)

Ayah Najjar yang berjalan memegangi seragam putih sang putri. Seragam itu awalnya bersih tapi kini dipenuhi darah Najjar. (gettyimages.com)

Najjar merupakan orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes Great Return March yang dimulai bulan Maret.

Kematian Najjar merupakan satu-satunya kematian yang terdaftar pada hari Jumat.

Seorang juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan bahwa dirinya mengetahui laporan tersebut.

Baca: Tak Semua Bisa Rasakan, Ustaz Abdul Somad Sebut Ciri Orang yang Dapat Lailatul Qadar, Siapa Saja?

Tetapi tetap saja dia tidak langsung berkomentar mengenai keadaan tersebut.

Sebagai petugas media darurat sukarela, ia pernah mengatakan bahwa dirinya ingin membuktikan bahwa perempuan memiliki peran dalam masyarakat konservatif Gaza.

"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria, tetapi untuk wanita juga," ungkap Razan al-Najjar seperti yang dikutip Grid.ID dari New York Times.

Berita Terkini