Lebaran 2018

Bebas Pasung, Usai Lebaran Orang Gila di Lamongan Disisir Tim Khusus

Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim kesehatan jiwa saat melakukan penyisiran warga Desa Kecamatan Kedungpring yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa ( ODGJ ), Senin (18/6/2018).

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Tim khusus bentukan Pemkab Lamongan yang tugas awalnya membebaskan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) rupanya masih terus bekerja.

Padahal Lamongan telah ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif dalam pelayanan kesehatan jiwa pada pasung. Inovasi ini juga membuat Pemkab Lamongan mendapat penghargaan dari Menteri Kesehatan.

Sejumlah daerah, seperti Pemprov Banten sampai jauh-jauh belajar ke Lamongan terkait metode pembebasan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dari Pasung.

Lamongan mencapai status kabupaten bebas pasung dalam waktu kurang dari setahun.

Baca: Tahun Ajaran Baru, SPP SMA/SMK di Jatim Akan Naik, Segini Nilainya

Dicanangkan pada Juli 2016, pada Desember 2017 Pemkab Lamongan sudah berhasil membebaskan seluruh 190 ODGJ dari pemasungan.

Meski demikian, tim kesehatan jiwa ini rupanya masih aktif bekerja, melakukan penyisiran.

Usai lebaran Idul Fitri, tim ini mengunjungi Fitri maya Wulandari (Fitri) warga Desa Kecamatan Kedungpring yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa ( ODGJ ), Senin (18/6/2018).

Kadinkes Lamongan, dr Taufiq Hidayat mengungkapkan, isteri dari Puryanto ini termasuk keluarga maskin pemegang kartu JKN KIS.

Sebelum dikunjungi tim kesehatan jiwa, Fitri selama ini sudah mendapat fasilitas berobat jalan dari puskesmas dan pendampingan dari pemerintah desa setempat.

Baca: Libur Lebaran, Pasien Masuk IGD RSU Dr Soetomo Meningkat Tajam

Dinas Kesehatan sudah mendampingi, baik rawat jalan dengan melakukan kunjungan rumah secara rutin oleh bidan desa, maupun oleh petugas jiwa puskesmas.

"Beberapa kali, petugas kami juga membawanya ke Puskesmas untuk perawatan inap jika beliaunya tidak mau makan, " katanya.

Dari hasil diagnosis, kondisi kejiwaan dan fisik Fitri selama ini stabil. Tetapi ada kelemahan otot kaki (atropi), karena lama tidak digunakan untuk beraktivitas.

Permasalahannya, penderita selama ini saat dirumah tidak ada yang merawat.

Karena kondisinya yang relatif stabil, Fitri selanjutnya akan mendapatkan pemeriksaan dan perawatan lanjutan di rumah sakit usai libur lebaran.

Ini karena tidak emergensi dan terutama atas permintaan saudaranya yang akan menunggui selama proses perawatan di rumah sakit.

Baca: Demi Lebaran Dengan Keluarga, Tahanan Polresta Sidoarjo Kabur dari Sel, Nasibnya Berakhir Pilu

Halaman
12

Berita Terkini