Material Bambu Untuk Kapal Di Klaim 1,5 Kali Lebih Kuat Dari Kayu Jati

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal Baito Deling 001 ditumpangi Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Material bambu laminasi untuk kapal di klaim memiliki kekuatan 1,5 kali lebih kuat dibandingkan kayu Jati kelas dua yang biasa digunakan untuk pembuatan kapal.

Hal ini diungkapkan inventor Beito Deling 001, Heri Supomo. Ia mengugkapkan kapal bambu laminasi yang dibuatnya dinamakan Baito Deling yang berasal dari bahasa Jawa.

Deling berarti bambu, Baito adalah perahu sedangkan 001 adalah prototipe yang pertama.

" Saya sudah uji long activity bambu laminasi di air laut, maka bambu akan semakin kuat. Makanya dia sangat cocok digunakan kapal,"urainya usai peluncuuran kapal di Kenjeran, Senin (2/7/2018).

Menurut Heri, secara kontruksi bambu bisa diterima untuk bahan kapal. Pasalnya, bambu semakin kena air, apalagi air asin akan semakin kuat. Tapi kalau terbuka di udara akan semakin rapuh.

Baca: Polda Jatim Tetapkan Tersangka Sekaligus DPO Linda dan Pengacara, Pencemaran Nama Baik

Makanya bambu sangat cocok dipakai untuk kapal.

Selain memiliki kekuatan 1 setengah lebih tinggi, bahan bambu lebih ekonomis 60 persen dari kayu jati yang digunakan saat ini.

"Kapal ini sendiri berukuran panjang 6 meter, lebar 2 meter dab berat 750 kilogram. Muat ikan 1,5 ton. Saya sudah menguji laminasi bambu di laut dan pengetesan. Bambu mampu 25 tahun," ucap Heri yang mulai meneliti tahun 2012 sampai sekarang ini.

Selain membuat kapal ikan, nantinya Heri akan mengembangkan dengan membuat kapal pariwisata yang dan sudah ada beberapa investor yang tertarik.

Baca: Arti Nama Baito Deling 001, Kapal Bambu Laminasi Pertama di Dunia Karya ITS Surabaya

Heri mengungkapkan penggunaan bambu sebagai bahan pembuatan kapal dapat emnjadi sollusi untuk kelangkaan kayu karena adanya penebangan liar tanpa penanaman kembali. Kelangkaan ini membuat kayu menjadi mahal dan sulit dicari yang pada akhirnya membuat proses pembuatan kapal terkendala dan harga produksi kapal menjadi tak terjangkau.

“Kendala ini membuat kelangsungan hidup Industri-industri Kecil Menengah (IKM) galangan kapal rakyat menjadi tidak tentu. Banyak para IKM galangan kapal rakyat ini yang gulung tikar dan beralih profesi karena kelangkaan bahan kayu dan harganya yang cukup mahal,” urainya.

Sebagian IKM lainnya beralih ke bahan Fiberglass Reinforce Plastic (FRP). Namun material ini kurang berwawasan lingkungan dan tidak eco-green serta cukup sulit terurai di alam.

“Bambu laminasi merupakan sebuah terobosan untuk dapat menanggulangi permasalahan pada produksi kapal kayu. Saat ini bambu laminasi terbatas hanya digunakan sebagai bahan untuk mebel dan konstruksi bangunan sipil saja, namun belum ada yang memanfaatkan bambu laminasi sebagai material utama pembuat kapal,”urainya.

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, bambu laminasi layak digunakan sebagai material utama pembuat kapal. Berbagai kelebihan yang dimiliki bambu laminasi menjadikan material ini sebagai material alternative dan material masa depan untuk dapat menggantikan kayu sebagai bahan utama kapal. (Sulvi sovia)

SPESIFIKASI KAPAL BAITO DELING 001
Ukuran Utama Kapal
Panjang keseluruhan (LOA) : 6 meter
Lebar (B) : 2,2 meter
Tinggi (H) : 0,8 meter
Sarat (T) : 0,35 meter
Kecepatan kapal (Max) : 7 Knot
Kapasitas : 2 GT
Berat : 750 kilogram

Permesinan Kapal & Outfitting
Mesin Induk (Outboard) : 40 Hp

Berita Terkini