Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ratusan Kader PDI Perjuangan (PDIP) se-Jawa Timur memeringati tragedi kekerasan pada 27 Juli 1996 silam atau yang dikenal dengan peristiwa Kuda Tuli.
Peringatan tersebut diselenggarakan di Posko Pandegiling, Surabaya, Jumat (27/7/2018) malam.
Lagu-lagu perjuangan demokrasi dilantunkan oleh Kelompok Penyanyi Jalanan Surabaya, seperti Bongkar dan Bento dari Iwan Fals.
• Laga Barito Kontra Madura Pertemuan Dua Pelatih Asal Brasil Bakal Seru
Refleksi tragedi Kuda Tuli disampaikan oleh sesepuh PDI Perjuangan Jatim, Pudjo Basuki.
“Posko Pandegiling 223 Surabaya ini menjadi saksi perjuangan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan demokrasi pada pemerintahan Orde Baru. Kita bersyukur, hari ini bangunan Indonesia Raya bisa tegak dengan iklim demokrasi yang semakin baik. Itu semua berkat perjuangan rakyat melawan Orde Baru,” ujar Pudjo.
Dijelaskan oleh Pudjo, Posko Pandegiling di Jalan Pandegiling Surabaya yang dikenal sebagai Markas Banteng, memang mempunyai sejarah tersendiri.
Posko Pandegiling pernah menjadi sasaran penyerbuan rezim Orde Baru pada 28 Juli 1996.
Posko Pandegiling bahkan merupakan cikal bakal perjuangan PDI Pro-Mega yang ditandai dengan berdirinya mimbar bebas, yang akhirnya diikuti dengan Pro-Mega yang ada di Jakarta.
• VIDEO: Lagi Liburan di Bali, Intip Yuk Jam Session Khalid Bareng Anak Muda Setempat!
Di Posko Pandegiling ini pula, lanjut Pudjo, lahir aksi Cap Jempol Darah Perjuangan Nasional sebagai manifestasi PDI Pro-Megawati dalam mencari keadilan dan kebenaran.
"Cap jempol darah adalah simbol perjuangan menegakkan kebenaran, keadilan, dan demokrasi. Bagi wong cilik, yang ketika itu terus ditindas, cap jempol darah adalah manifestasi perlawanan kepada rezim yang sewenang-wenang,” kata Pudjo Basuki.
Pudjo juga menyoroti perjalanan reformasi yang sudah kehilangan arah, karena dikendalikan oleh pihak-pihak yang punya kepentingan untuk dirinya sendiri.
Sesepuh PDI Perjuangan yang merupakan mantan anggota DPR RI, L. Soepomo, mengajak generasi muda PDI Perjuangan untuk mengambil nilai positif peristiwa 27 Juli 1996.
• Dari 1010 CJH Asal Tuban, Hampir Separuh Tergolong Risiko Tinggi
"Mari kita ambil hikmah dari 27 Juli apa yang positif dan kita tinggalkan yang negatif," kata Soepomo.
Soepomo juga menyoroti maraknya kepala daerah dan wakil rakyat yang terjerat korupsi dan mengajak kader PDI Perjuangan agar tidak sampai tersangkut kasus korupsi.