Inilah Simo Hayha, Sniper Paling Mematikan di Dunia, Satu Batalion Dikirim Tetap Gagal Membunuhnya

Penulis: Aji Bramastra
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simo Hayha

Bahkan, yang lebih gila, ketika beraksi, Hayha terbiasa memasukkan salju di mulutnya.

Ini agar mulut Hayha tak mengeluarkan uap ketika bernafas di udara dingin.

Pada 6 Maret 1940, seorang lawan menembak mulut Simo Hayha.

2 Tahun Sebelum Meninggal, Soeharto Pernah Ceritakan Mimpi Anehnya, Keluarganya Hanya Tertawa

Menurut tentara yang mengangkut Simo, saat itu hampir separuh dari wajah Simo 'hilang'.

Ajaib, Simo tak meninggal.

Pada hari ke-13 setelah tertembak, dia sadar dari koma.

Sebuah hal yang dramatis, tepat di hari ketika Simo bangun, pihak Rusia dan Finlandia memutuskan berdamai dan menghentikan perang.

Di Tiban, Kampung Nelayan Kumuh Disulap jadi Kampung Sejuta Warna

Meski selamat, Simo mengalami cacat wajah secara permanen.

Pada tahun 1998, Simo diwawancarai soal apa resep sehingga dia bisa menjadi sniper hebat.

Simo menjawab singkat : "Latihan,"

Lalu, dia ditanya, apakah dia menyesal telah membunuh banyak manusia.

Mendagri Tjahjo Kumolo Ingatkan Aparat Desa Miliki Impian dan Imajinasi untuk Bangun Wilayah

Begini jawaban Simo : "Aku hanya menjalankan tugasku, itu yang aku lakukan, sebaik mungkin akan kulakukan,"

Kisah Simo menjadi inspirasi lagu White Death, sebuah lagu yang dipopulerkan band metal asal Swedia, Sabaton.

Jadwal & Live Streaming Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam, Kamis 2 Agustus 2018 Jam 19.00 WIB

Simo Hayha meninggal pada tahun 2002, atau pada usia 96 tahun, di rumah sakit khusus veteran perang.

Pada nisannya, selain nama, tertulis 3 kata dalam bahasa Finlandia.

Tiga kata itu adalah : Rumah, Agama, Ibu Pertiwi.

Berita Terkini