Dilansir dari Kompas.com, Mahfud yang saat itu menjabat Rektor I Universitas Islam Indonesia lantas bertanya ke Gus Dur, di pos menteri apa ia akan ditempatkan.
Gus Dur menjawab dengan cepat, "menteri pertahanan".
• Sasar Suporter di Stadion, Penjambret Smartphone Diringkus Unit Reskrim Polsek Pakal Surabaya
Mahfud pun kaget mendengar jawaban tersebut.
Saking tidak percayanya, Mahfud bahkan merasa dirinya salah dengar.
Ia mengira yang dimaksud Gus Dur adalah menteri pertanahan.
Ia merasa jabatan menteri pertanahan lebih masuk akal karena masalah agraria banyak sekali bersangkutan dengan hukum administrasi negara yang merupakan cabang dari hukum tata negara.
• Berwarna Tanah, Souvenir Resepsi Pernikahan Tasya Kamila-Randi Bachtiar Elegan dan Multifungsi
Namun, Gus Dur menegaskan bahwa jabatan yang disediakan untuk Mahfud adalah menteri pertahanan.
Mahfud pun menyatakan kepada Gus Dur bahwa ia sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang militer dan pertahanan sehingga kurang tepat mengisi pos itu.
"Kalau cuma itu, Antum bisa tanya-tanya pada Pak Yudhoyono (Susilo Bambang Yudhoyono), sebab yang penting otoritas dan arah kebijakannya, bukan soal teknis kemiliterannya," ucap Gus Dur santai.
Tak puas, Mahfud pun masih mencoba menawar ke Gus Dur.
Ia meminta posisi menteri pertahanan diberikan saja ke Yusril, sementara ia mengisi menteri kehakiman.
Namun, Gus Dur menjawab bahwa Yusril lebih tepat menjadi menteri kehakiman.
Mahfud pun akhirnya mencoba menawar lagi.
"Kalau Yusril menteri kehakiman, saya jadi menteri muda urusan HAM saja, tidak apa-apa, toh sekarang ini saya adalah staf ahli menteri negara urusan HAM," kata Mahfud.
Namun, lagi-lagi Gus Dur menolak penawaran Mahfud.
"Ah, Kementerian HAM akan ditiadakan, disatukan dengan Departemen Kehakiman," kata Gus Dur.
Alwi Shihab yang saat itu mendampingi Gus Dur, sampai mencolek paha Mahfud sebagai isyarat agar ia tak bisa lagi menawar.
Akhirnya, Mahfud pun menerima tawaran Gus Dur.
"Kalau begitu, baiklah. Bismillah," ucap Mahfud.
• Foto Profil di Momo Challenge yang Viral Ternyata Bukan Buatan Seniman Jepang, Ada Kisah di Baliknya
Hampir mundur
Sejak awal, Mahfud sudah menduga penunjukan dirinya sebagai Menhan akan mengundang kritik keras.
Sebab, ia tidak mempunyai basis partai politik dan bukan pula pakar yang dikenal publik.
Namun, reaksi yang muncul benar-benar di luar dugaan Mahfud.
"Tidak sedikit yang mengecam Gus Dur dan melecehkan saya," kata Mahfud.
Salah satu komentar yang cukup keras, kata Mahfud, datang dari Amien Rais.
Amien menilai Mahfud MD adalah orang yang tidak mengerti masalah pertahanan.
Kalau lah mau diangkat menteri, Amien menilai bahwa Mahfud lebih pas sebagai menteri kehakiman.
Mahfud merasa keraguan Amien atas dirinya adalah hal yang wajar.
Sebab, Mahfud juga sempat mengalami keraguan yang sama terhadap dirinya saat pertama kali diberitahu Gus Dur mengenai jabatan menteri pertahanan.
Keraguan pun kembali menyelimuti hati Mahfud.
"Setelah mengikuti pemberitaan media massa, esoknya, saya menjadi ragu dan agak gamang. Ada sedikit penyesalan saya menerima jabatan itu," kata Mahfud.
Mahfud pun berpikir untuk meminta pembatalan pengangkatan kepada Gus Dur.
Ada dua alasan yang hendak ia kemukakan.
Pertama, agar kabinet benar-benar diisi oleh orang yang tepat.
Kedua, agar Gus Dur tak dihantam oleh kritik dari segala penjuru.
• Ingat Gabriela Spanic Pemain Cinta Paulina? 20 Tahun Berlalu, Begini Penampilannya Sekarang
Jumat pagi, 24 Agustus 2000, Mahfud pun mengundang sejumlah rekan yang biasa memberinya saran dan masukan.
Pembicaraan Mahfud dengan para rekannya mendadak berhenti karena telepon genggam Mahfud yang berdering.
Telepon itu rupanya datang dari Gus Dur.
"Begini ya, Pak Mahfud. Antum jangan ragu, jangan berpikir untuk mundur. Kecaman dan kritik itu biasa dalam politik dan hanya akan berlangsung sebentar, kok," kata Gus Dur.
"Nanti Antum kalau sudah bekerja akan mendapat pujian. Pokoknya saya percaya Antum, dan semuanya saya yang tanggung jawab," kata mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama itu.
Mahfud agak heran karena Gus Dur seperti tahu persis bahwa ia sedang resah dan tengah berpikir untuk meminta pembatalan pengangkatan.
"Baik, Bapak Presiden, nanti siang saya berangkat ke Jakarta untuk pelantikan besok pagi. Saya sudah ditelepon oleh Sesneg," ucap Mahfud.
• Agnez Mo Go International, Nasib Mantan Rekan Duetnya Semasa Kecil Sekarang Jadi Beda Jauh
Akhirnya, pada 25 Agustus 2000, Mahfud MD resmi dilantik sebagai menteri pertahanan.
Di era pemerintahan Gus Dur, Mahfud MD menjadi salah satu kepercayaan cucu dari pendiri NU, Hasyim Asy'ari itu.
Meski Gus Dur dikenal sebagai presiden yang kerap merombak kabinet, namun Mahfud kerap bertahan.
Akan tetapi, Mahfud sempat mengalami perombakan.
Ketika itu, Mahfud tidak dicopot dari jabatan sebagai menteri pertahanan, tetapi digeser sebagai menteri hukum dan perundang-undangan.
• Tasya Kamila Tampil Bak Princess Saat Resepsi Pernikahan, Gaya Sang Ibu Mertua Tak Kalah Menawan