Ekspresi Siswa SMK di Kota Malang Disuntik Difteri, Mulai Nangis, Sembunyi di Kursi Hingga Protes

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sambil menutup matanya, siswa SMK Putra Indonesia Malang (PIM) mendapat suntikan difteri dari petugas Puskesmas Kendal Kerep Kota Malang, Senin (27/8/2018).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Petugas Puskesmas Kendal Kerep Kota Malang menyambangi SMK Putra Indonesia Malang (PIM) Jalan Barito, Senin (27/8/2018). Mereka memberikan suntikan difteri massal kepada para siswa.

Saat di kelas 11 A Kimia Industri, reaksi siswa beragam menghadapi jarum suntik. Paling heboh ada dua siswa cewek menangis karena enggan disuntik.

"Nggak mau, sakit, takut ," ujar dua siswa sambil menangis. Mereka sampai sembunyi dekat kursi kelas.

Teman-temannya yang sudah mendapat suntikan berusaha menghibur dan menjelaskan jika tidak sakit.

Akhirnya siswa tersebut didekati petugas dan ditenangkan. Kemudian ia disuntik. Setelah itu, teman-teman perempuannya mendekatinya.

Yang siswa perempuan satunya masih bertahan menangis ketakutan. Akhirnya juga berhasil ditenangkan petugas.

Ada juga siswa pria yang nervous menjelang disuntik akhirnya juga bisa disuntik. Wajahnya sangat tegang sebelum itu. "Gak papa," kata petugas ke siswa tersebut.

Deka Ramanta, Wakil Kepala SMK PIM bidang kesiswaan menyatakan yang mendapat suntik difteri adalah siswa kelas 10 dan 11.

"Kelas 12 tidak karena mereka sedang prakerin (praktek kerja industri)," jelas Deka kepada suryamalang.com (Grup Tribunjatim.com) di sela kegiatan.

Jumlah siswa ada 260 orang. Katanya, ini merupakan lanjutan kegiatan suntik pada Februari 2018 lalu. "Siswa sudah kami beritahu jika Agustus 2018 ada kegiatan suntik difteri.

"Namun kami tidak memberitahu ke siswa kepastian tanggalnya karena khawatir tidak masuk," tegasnya.

Karena ini bagian dari program pemerintah, sekolah hanya memberi dukungan saja. Karena diyakini tujuannya baik. "Sekolah ikut menyukseskan saja," jelasnya.

Aldi Faris, siswa kelas 11 A Kimia Industri membenarkan tidak ada pemberitahuan tanggal suntik.

"Memang benar Agustus ada suntik. Tapi gak tahu tanggalnya," ujar Aldi pada suryamalang.com usai disuntik. Katanya, ia tidak merasa sakit saat disuntik.

Ia menjelaskan kegiatan ini sebagai preventif daripada kena penyakit. Sebelum kegiatan ini, para siswa mendapat pelajaran seperti biasa.

Sedang Ahmad Faruq yang sempat ingin ijin keluar kelas karena khawatir menjelang disuntik, ternyata merasa biasa setelah disuntik.

"Enak. Tapi setelah itu njarem," akunya sambil ketawa. Petugas mendatangi kelas per kelas.

Yang unik malah di kelas 10 F I B memasang tulisan bernada 'protes' berbunyi Menolak Disuntik di pintu masuk kelas. Namun tak ada penolakan siswa di dalamnya. Semua siswa menjalani sesi penyuntikan. (Surya/Sylvianita Widyawati)

Berita Terkini