Saat ini, kata Agus, kondisi di Palu dan sekitarnya masih mencekam.
Ketiadaan listrik, sarana komunikasi, air bersih, makanan, dan lainnya membuat warga korban gempa hidup dalam keterbatasan.
”Kami terisolasi di sini. Kami gak bisa ke mana-mana. Jalan-jalan rusak. Landasan pacu di bandara (Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie) aja retak-retak. Yang bisa mendarat cuma (pesawat) Hercules,” terangnya.
Akibatnya, kata Agus, penjarahan toko waralaba terjadi di mana-mana
”Saat ini terjadi penjarahan di mana-mana, seperti Alfamidi, Matahari Hypermart, dan lainnya,” tambah Agus. (Daniel Tri Hardanto)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul "”Diselamatkan” Air Wudu, Warga Lampung Kisahkan Detik-detik Gempa dan Tsunami Terjang Palu"