Gempa 6,4 SR di wilayah Situbondo yang terjadi pada Kamis (11/10/2018) dinihari menyebabkan dampak cukup besar. Simak informasi selengkapnya.
TRIBUNJATIM.COM - Sebagian warga pesisir utara Jawa Timur terbangun pada Kamis (11/10/2018) dini hari gara-gara gempa.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,4 di 55 kilometer timur laut Situbondo, Jawa Timur, terjadi pukul 01.44 WIB dini hari, Kamis (11/10/2018).
Menurut catatan BMKG, gempa berkekuatan magnitudo M6,4 itu berpusat di koordinat 7,47 LS dan 114,43 BT, tepatnya berlokasi di laut, 55 km arah timur laut Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.
Berbeda dengan di Palu, gempa kali ini tidak berpotensi tsunami.
Daerah yang terparah adalah di Kecamatan Gayam Kabupaten Semenep Jawa Timur.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diperkirakan akibat aktivitas patahan di zona back arc thrust," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Korban
Setidaknya dilaporkan ada dua orang tewas dan empat warga mengalami luka-luka yang kini sedang menjalani perawatan di Puskesmas setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Abd Rahman Riady, mengatakan, dua orang meninggal di Pulau Sepudi, Sumenep, Madura.
Korban tewas yakni H Nadhar ( 55 ) dan Nuril Kamiliyah (7) keduanya warga Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Pulau Sepudi, Sumenep, Madura.
Sedangkan korban luka-luka yakni Sudik, (60), warga Dusun Wakduwak, Desa Pancor, Kecamatan Gayam. Gak Nasia (55) warga Dusun Jambusuk, Desa Prambanan, Kecamatan Gayam.
• Gempa 4,6 SR Goyang Bangkalan, Bupati Minta Masyarakat Tenang dan Tak Mudah Terpancing Isu
Aswiya, (65), warga Dusun Pancor, Desa Pancor, Kecamatan Gayam, dan Lihami, (70), warga Dusun Guterdeje, Desa Nyamplong, Kecamatan Gayam, Pulau Sepudi, Sumenep, Madura.
“ Mereka yang terluka, sebagian besar akibat tertimpa atap dan tembok rumahnya yang roboh akibat getaran gempa,” kata Moh Soleh, warga Kecamatan Nonggunung, kepada Surya.co.id, Kamis (11/10/2018).
Selain itu juga diinformasikan sejumlah rumah warga di Pulau Sepudi yang retak bahkan ada sebagian juga yang atapnya roboh akibat kerasnya getaran gempa yang terjadi di perairan Sitobondo Jawa Timur.
Dampak gempa
Data BNPB serta BPBD Provinsi Jatim dan BPBP Kabupaten Sumenep memerlihatkan bahwa dampak gempa ke kerusakan rumah di Sumnepe juga besar.
Selain itu beberapa rumah mengalami kerusakan. BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Sumenep masih melakukan pendataan. Kerusakan rumah terdapat di:
- Rumah rusak di desa Jambuir, Kec. Gayam Kepulauan Sapudi- Sumenep
- Rumah rusak di Kopedi Kec.Bluto - Sumenep.
- Rumah rusak di Kertasada Kec.Kalianget - Sumenep.
- Masjid Desa Gendang Timur Kec.Sepudi - Sumenep.
- Rumah rusak di Nyabakan timur Kec.Batang-Batang - Sumenep.
• Dana Bantuan dari Kanwil Kemenkumham Jatim untuk Korban Gempa Tsunami Palu Capai Ratusan Juta Rupiah
Gempa M6,4 yang kemudian telah dimutakhirkan menjadi M6,3 oleh BMKG terasa di seluruh wilayah Jawa Timur.
Meliputi Kabupaten/Kota Situbondo, Jember, Banyuwangi, Lumajang, Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Bondowoso, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Kab. Pasuruan Kota Pasuruan, Kota Batu, Kota Malang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Kab. Mojokerto, dan Kota Mojokerto.
Guncangan gempa dirasakan cukup kuat oleh masyarakat di Sumenep dan Situbondo selama 2-5 detik.
Cerita Warga Menyelamatkan Diri
“Gempa, gempa, gempa," begitu jeritan warga Sumenep, Madura, sambil berhamburan keluar rumah.
Gempa yang getarannya sangat terasa ini membuat sejumlah pasien di RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep berhamburan keluar ruangan rawat inap rumah sakit.
Tidak saja pasien dan keluarganya, sejumlah perawat pun bergegas menuju titik aman evakuasi. (TribunJatim.com/Moh Rivai)
Lain di Sumenep, Madura, lain juga yang terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebagian wilayah Banyuwangi juga merasakan gempa yang berpusar dari wilayah sekitar Situbondo tersebut.
Gempa berkekuatan 6,4 SR itu membuat warga Desa Bajulmati, Banyuwangi, panik dan berhamburan keluar rumah.
• Mahasiswa ITS Asal Sulawesi Tengah Siap Jadi Relawan Bantu Korban Gempa Palu
Goncangan dan suara gemuruh gerakan barang-barang di dalam rumah memulai kepanikan warga.
Sebagian besar warga terlelap tidur saat gempa terjadi.
Mereka terbangun mencari anggota keluarga lainnya.
"Anak saya bungsu itu teriak manggil-manggil bapak ibu, dia lari ke kamar. Saya kira ngelindur tapi pas sadar kok getar. Suami saya bangun, kami lari keluar," kata Siti Asiyah (47), warga Bajulmati, Banyuwangi, saat dihubungi TribunJatim.com melalui telepon, Kamis (11/10/2018).
Warga mengaku panik merasakan tempat tidur, jendela, pintu dan lemari bergetar.
"Getar kencang, kencang sekali. Pintu besi, kaca, jendela semua getar dan bunyi seperti diketok-ketok sampai keras. Pikiran kami harus keluar, harus keluar rumah. Lari saja seperti goyang. Orang-orang juga teriak di luar," tambah dia.
• Gempa Bumi Situbondo Tewaskan 2 Warga Sumenep Madura, Korban Diprediksi Terus Bertambah
Dikatakan Asiyah, orang-orang panik dan ramai membicarakan gempa dan sebagian anak-anak menangis.
Getaran tersebut dirasa kencang dan terjadi sekitar lima menit.
"Masyaallah itu kerasa sekali. Saya lahir di sini tapi pertama kali yang sekencang ini, yang saya rasakan," ujar dia.
• Citra Satelit BNPB Bagikan Kenampakan Kota Palu Sebelum dan Sesudah Gempa, Banyak Daerah yang Hilang
Beruntung guncangan tersebut tidak merobohkan bangunan di wilayah Desa Bajulmati, Banyuwangi, meski desa tersebut berbatasan langsung dengan Situbondo.
"Dari saudara bilang wilayah Situbondo ke timur yang agak parah, beruntung di sini tidak sampai roboh, getarnya juga kencang," kata Asiyah. (TribunJatim.com/Nurrika Annisa)