Polisi Siap Antisipasi Kriminalitas Pasca Digratiskannya Tol Jembatan Suramadu

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana kendaraan di Tol Jembatan Suramadu jelang peresmian pembebasan tarif, Sabtu (27/10/2018).

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Kapolres Bangkalan AKBP Boby Paludin Tambunan mengkaji beberapa kemungkinan terburuk setelah penggratisan Jembatan Suramadu pada Sabtu (27/10/2018).

Satu di antara kemungkinan yang perlu diantisipasi pihak kepolisian yakni meningkatnya tindak kriminalitas.

Hal itu lantaran tolgate yang juga berfungsi sebagai filter, sudah tidak ada.

"Mungkin akan muncul, misalnya, Bangkalan menjadi pelarian bagi para pelaku kejahatan. Karena sudah tidak ada tolgate," ungkap Boby, Kamis (1/11/2018)

Selain itu, Boby mengantisipasi munculnya balap liar di akses menuju Jembatan Suramadu.

Di akses sisi Madura sepanjang 12 Km itu, kondisi jalan mulus dan lurus.

Jenazah Korban Lion Air JT 610 Asal Sidoarjo Tiba di Rumah, Sang Ibu Pingsan Lihat Kondisi Anaknya

"Bisa saja kemungkinan terjadinya kemacetan. Kami akan mengkaji produk-produk yang disampaikan Bapak Kapolda kemaren," jelasnya.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan memimpin apel di Mapolres Bangkalan pada Senin (29/10/2018).

Ia meminta Kapolres Bangkalan beserta jajarannya mengkaji potensi-potensi tingkat kerawanan setelan penggratisan Jembatan Suramadu.

Boby menyatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan dengan Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, dan Dinas Perhubungan untuk meningkatkan patroli.

"Kami bisa tingkatkan gelar razia di akses maupun di bekas tolgate Suramadu," pungkasnya.

Sementara itu, Kasi Lalu-lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Bangkalan Arie Moein mengungkapkan, penggratisan Jembatan Suramadu akan berdampak pada peningkatan volume kendaraan barang dan penumpang.

"Kendaraan angkutan barang akan bertambah. Begitu juga dengan angkutan penumpang yang tidak mempunyai trayek Bangkalan atau Surabaya," ungkapnya.

Penyimpangan trayek, lanjutnya, berpotensi besar terjadi lantaran para pengusaha angkutan barang ataupun angkutan penumpang tidak lagi menghitung cost penyeberangan Suramadu.

"Kalau dulu sopir berpikir, hanya dengan tiga atau empat penumpang tidak akan masuk Jembatan. Sekarang satu atau dua penumpang pun, sopir angkutan akan masuk," jelasnya.

Halaman
12
Tags:

Berita Terkini