Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Jatim, Giyanto mengkritisi Dewan Gelar yang tidak mengusulkan Presiden ke 4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk masuk dalam jajaran pahlawan nasional.
Menurut Giyanto, Gus Dur sangat pantas diusulkan sebagai pahlawan nasional, bahkan seharusnya sudah masuk.
Caleg dari Dapil IX Jatim ini mengatakan, sisi nilai kepahlawanan Gus Dur adalah dari Pluralisme yang ia perjuangkan selama ia memerintah sebagai presiden.
"Ini di tingkat nasional maupun internasional sudah sangat diakui. Bahkan sampai generasinya sekarang (anak Gus Dur) masih meneruskan perjuangan pluralisme itu," katanya.
(Gadis Culun Penjual Asongan Sempat Viral Usai Jadi Miss Thailand 2016, Begini Kabarnya Sekarang)
(Wardah Beri Bantuan Pendidikan Pemkot Surabaya Senilai Rp 200 Juta)
Dari perjuangan tersebut, Gus Dur sudah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai universitas termasuk dari luar negeri.
"Mungkin ada beberapa standarisasi yang dilakukan, tapi seharusnya itu bisa dikesampingkan melihat histori perjuangan Gus Dur tersebut," ucap Caleg incumbent dari PDIP ini.
Selain Gus Dur, dalam usulan pahlawan nasional tersebut juga tidak tercantum nama presiden kedua RI, Soeharto.
Menanggapi hal tersebut, menurut Giyanto, tidak diusulkannya gelar pahlawan nasional kepada Soeharto bisa menjadi pembahasan yang panjang.
"Satu sisi beliau memang Bapak Pembangunan, tapi di sisi lain juga bapak yang otoriter. Dalam satu sisi demokrasi yang ada mungkin belum bagus," pungkasnya.
(Wardah Beri Bantuan Pendidikan Pemkot Surabaya Senilai Rp 200 Juta)
(Persela vs Sriwijaya FC, Mendominasi, Laskar Joko Tingkir Unggul 2-0 atas Wong Kito)