"Kemudian ada seseorang yang memasang bendera kalimat tauhid di sekitar rumah Habib Rizieq. Lalu sudah disiapkan orang yang mengambil gambar ketika Habib keluar menemui pihak keamanan di sana dari jarak yang cukup jauh. Bisa dilihat dari foto yang beredar," sambungnya.
Karenanya, pihak FPI pun akan melakukan pengkajian lebih teliti soal kasus tersebut.
Sebab menurut Slamet Ma'arif, ada sebuah operasi yang berniat ingin mengerjai Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi.
"Kita sedang teliti betul. Kelihatannya memang ada upaya operasi yang kembali ngerjain Habib di sana," imbuh anggota FPI.
Reaksi BIN
Mendengar tudingan soal adanya operasi yang mengarah pada ulah intel tersebut, pihak Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto buka suara.
Direktur Komunikasi dan Informasi BIN itu membantah adanya operasi intelijen dalam kasus bendera di rumah Habib Rizieq Shihab.
Pihak BIN justru heran dengan tudingan tersebut.
Meski begitu, pihak BIN memaklumi tudingan itu sebab menyalahkan suatu pihak atas satu perkara memang tindakan yang sering dilakukan.
"Ya itu tidak benar (ada operasi intelijen). Langsung tunjuk aja. Kalau memang ada operasi intelijen. Kalau lantas menuduh, paling enak. Menuduh intelijen itu paling enak. Karena mau membuang ke mana ? paling arahnya ke situ," jelas Wawan Purwanto, seperti yang dilansir dari Tribunnews.com, Kamis (8/11/2018).
Lebih lanjut, Wawan Purwanto juga menjelaskan tugas dari BIN itu apa.
Bagi BIN, melindungi segenap warga negara adalah tanggung jawab mereka, termasuk melindungi Habib Rizieq.
"Tujuan dari intelijen adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, termasuk keselamatan Habib Rizieq ini," pungkas Wawan Purwanto.
Namun ketika ada tudingan bahwa kasus bendera Habib Rizieq Shihab itu adalah ulah intel, pihak BIN pun menanyakan soal bukti.
Sebab menurut Wawan Purwanto, pihak Habib Rizieq Shihab hanya menggumamkan asumsi soal adanya operasi intel tersebut.