Laporan reporter Tribunjatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - A Nur Aziz (19) mahasiswa Stikosa AWS Surabaya hafal betul insiden kereta viaduk yang barusan dialami saat menontondrama kolosal Surabaya Membara pada jumat malam (9/11/2018).
Ia sengaja menaiki jembatan perlintasan rel kereta itu lantaran ingin mengabadikan momen drama kolosal tersebut.
Namun tak berselang lama, terdengar suara laki-laki mengganggu keasyikannya.
"Woy sepur woy (Hai kereta) ," tirunya saat ditemui awak media di halaman depan RS Dr. Soetomo pukul 23.00 WIB jumat (9/11/2018).
Ia menjadi salah satu dari 8 korban luka-luka yang di rawat di RS Dr Soetomo.
• Daftar Korban Surabaya Membara Didominasi Anak-anak
Luka yang dialaminya cukup ringan, sehingga dokter mengizinkan ia pulang ke rumahnya di daerah Karang Empat 9/28 Surabaya.
"Saya luka ringan, dan memar dibahu kiri dan dada sesak," katanya sembari membenahi tali sepatu kepada TribunJatim.com .
Pasca insiden itu terjadi, ia diantar kakaknya naik motor menuju RS Dr Soetomo.
Seingat Aziz, diatas jembatan itu banyak sekali warga yang antusias menyaksikan drama kolosal surabaya membara.
• Jamu PSM Makassar, Syaifuddin Siap Bayar Kepercayaan Pelatih Persebaya
Setau Aziz kereta api itu melintas dengan kecepatan yang cukup lambat, selama 3 menit.
Semua orang yang berkerumun mendadak buyar dan berlari mencari posisi di sela sela antara rel dan tembok jembatan.
"Semua org tadinya udah aman semua, bisa ngatur diri ketika kreta lewat pelan," katanya kepada TribunJatim.com .
Namun tak disangka, seorang ibu tak diketahui identitasnya bersama anaknya, nekat menyebrang rel kereta disaat-saat terakhir moncong kereta mendekat jembatan.
"Lah tiba-tiba datang, dan intinya ada seorang ibu-ibu ndusel," katanya.
semula posisi orang-orang yang berhimpitan begitu rapat, kedatangan ibu itu sontak membuyarkan formasi.
Belasan orang, diketahui Aziz tertabrak body kereta api, sebagian besar terseret dan beberapa lainnya terlindas.
"Ada 12 orang yang jatuh ke bawah jalan. Ada yang nyantol dan ada yang keplindes," pungkasnya.