TRIBUNJATIM.COM - Posisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak.
Satu di antaranya adalah dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Itu seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie.
Grace menyatakan satu di antara tiga misi kader PSI, satu di antaranya adalah akan menjaga Presiden Jokowi.
• Rudy Salim Akhirnya Buka Suara Tentang Pengakuan Ayu Ting Ting Pacari Suami Orang, Fransen Susanto
Hal tersebut dia ungkapkan saat menyampaikan pidatonya di acara ulang tahun keempat PSI, Festival 11 PSI, yang digelar di Indonesian Convention Exhibition, BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Minggu (11/11/2018).
Pidato Grace tersebut berjudul 'Yang Muda yang Menangkan Indonesia'.
Dalam pidatonya tersebut, Grace mengatakan ada tiga janji atau tiga misi jika PSI berhasil memperoleh banyak suara pada Pemilu 2019 dan masuk parlemen.
Misi pertama PSI adalah memproteksi para pemimpin reformis di tingkat nasional dan lokal dari gangguan politisi hitam.
"PSI akan menjaga Pak Jokowi di DPR, menjaga Kang Ridwan Kamil di Jawa Barat, menjaga Pak Nurdin Abdullah di Sulawesi Selatan, menjaga Ibu Risma di Surabaya," ujar Grace dihadapan ribuan kader PSI, seperti dikutip TribunWow.com (grup TribunJatim.com), Senin (12/11/2018).
• Awalnya Tak Dipercayai Gus Dur, Pesan Para Kiai ini Terbukti saat Dirinya Jatuh dari Kursi Presiden
Misi kedua, Grace mengatakan, PSI ingin menghentikan praktik pemborosan dan kebocoran anggaran di parlemen.
"Tidak boleh lagi ada sepeser pun uang rakyat yang bisa dihambur-hamburkan dan dikorupsi," ungkap Grace.
Misi terakhir PSI, kata Grace, partainya akan mencegah lahirnya ketidakadilan, diskriminasi, dan seluruh tindak intoleransi di negeri ini.
"Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa," tegas Grace .
• Daftar Artis Terkaya Indonesia, Syahrini yang Sering Tampil Glamor Ternyata di Posisi Terakhir
Sementara itu, sebuah pengakuan disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tepatnya, pengakuan mengenai perjalanan politiknya saat pertama kali berkompetisi di Pilkada Solo, hingga menjadi presiden.
Di hadapan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) Grace Natalie dan kader serta simpatisan PSI yang hadir dalam acara peringatan HUT Ke-4 PSI, Jokowi berpidato dan membagikan cerita tentang metode dalam berkampanye.
Cerita itu dimulai dari Pilkada 2004, saat tak banyak orang mengenal Jokowi, ia melakukan metode door to door.
Ia menemui warga dari pintu satu ke pintu lainnya.
• Jadwal & Drawing Hong Kong Open 2018, Debut Tontowi/Della, Ada Marcus/Kevin dan Anthony Ginting
"Door to door ke pintu-pintu. Pagi sampai tengah malam, pagi sampai subuh, terus seperti itu, tapi dapatnya cuma 37 persen. Enggak apa-apa, tapi yang penting menang," kata Jokowi disambut tepuk tangan dan tawa dari para hadirin di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, Minggu (11/11/2018) malam, dilansir dari Kompas.com.
Memasuki Pilkada selanjutnya, ia didorong untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Jokowi bercerita, awalnya ia enggan untuk mencalonkan diri.
Saat itu ia ingin berniat kembali ke dunia usaha.
• Di Panggung Acara UBS Youth-Con 2018, Dahlan Iskan Harapkan Anak Muda Jadi Agen Perubahan
Tetapi, karena dorongan yang kuat dari berbagai pihak, Jokowi akhirnya yakin untuk bertarung di Pilkada DKI.
Ia pun melakukan metode kampanye yang dia sebut tak biasa.
Jokowi tak ingin berkampanye dengan cara mengumpulkan massa di gedung dan mengeluarkan banyak uang sehingga metode door to door kembali ia terapkan.
Tapi, kali ini metode tersebut semakin ia perdalam.
Seusai mengunjungi warga, Jokowi menyalami mereka.
Dengan bersalaman, Jokowi mengaku bisa merasakan apakah warga tersebut mendukungnya atau belum.
"Dari pintu ke pintu saya menjelaskan apa yang sudah saya lakukan. Di Solo ada kartu sehat, ada kartu pintar juga, pembangunan infrastruktur di kampung, ada pembangunan pasar, itu yang saya ceritakan berulang-ulang. Keluar (dari rumah warga) saya salami," kenang Jokowi.
"Waktu saya salaman, saya sudah bisa merasakan mana (warga) yang dukung, mana yang enggak," sambungnya. Jokowi juga mengatakan bisa merasakan warga yang masih ragu untuk mendukungnya dari hanya bersalaman.
• UPDATE Kondisi Terkini Korban Insiden Viaduk Surabaya Membara yang Dirawat di RSUD Dr Soetomo
Kepada warga yang masih ragu itu, Jokowi berusaha untuk lebih meyakinkan lagi.
Cara yang demikian, kata Jokowi, bisa membawa dia akhirnya menduduki kursi pemerintahan tertinggi sebagai Presiden.
Selanjutnya, kepada seluruh kader dan simpatisan PSI yang hadir Jokowi berpesan supaya mereka melakukan hal yang sama.
Apalagi, kader dan simpatisan PSI cenderung masih muda dan punya tenaga berlebih.
"Saya juga ingin Bro dan Sis melakukan itu, dari pintu ke pintu, door to door. Pertama biaya murah, yang kedua kita bisa silaturahim dengan masyarakat, bisa menyampaikan dengan apa yang kita kerjakan, apa yang menjadi visi," ujar Jokowi.
Kami Akan Jaga Jokowi dari Para Politisi Hitam Bahkan, Jokowi juga ingin supaya dalam door to door-nya kader dan simpatisan PSI ikut menerapkan metode yang sama dengan kampanyenya, menyalami warga dan merasakan dukungan warga.
"Dari hati ke hati, dari pintu ke pintu, door to door.
Tapi keluar dari situ jangan lupa disalami dan dirasakan, orang itu sudah mendukung belum," kata dia.
Selain Presiden Jokowi, hadir dalam acara tersebut Menko Polhukam Wiranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Tohir, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni.
Hadir pula kader dan simpatisan PSI dari berbagai daerah di Indonesia.
• MAN 1 Lamongan Lolos Seleksi Adiwiyata Mandiri 2018