Kampus Surabaya

Mahasiswa Tidak Cukup Hanya Berkuliah, Harus Cicipi Persoalan di Lapangan

Penulis: Hefty Suud
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Kuliah Bersama Rakyat. Moderator dan pembicara (kiri ke kanan): Haidar Adam, Gunretno, Herlambang dan Yateno.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty Suud

TRIBUNJATIM.COM SURABAYA - Kuliah Bersama Rakyat yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) Surabaya, pada Rabu (14/11) ditutup dengan kesimpulan, pendidikan dapat menjauhkan seseorang dari keadaan lingkungan di lapangan.

Herlambang P Wiratraman, dosen FH Unair berpendapat, problem-problem di lapangan tidak pernah dapat dijawab oleh dunia kampus. Bahkan mengembangkan pemikiran kritis itu tidak begitu kuat terjadi, ketika mahasiswa hanya berada di dalam kampus dan tidak bersentuhan dengan realitas.

"Misalnya saya ceramah tentang negara hukum di ruang kuliah, nyatanya elemen-elemen hukum di negara hukum (Indonesia), tidak terjadi di lapangan. Buktinya bisa dilihat dari sengketa agraria di Indonesia," ujar Herlambang kepada TribunJatim.com.

FH Unair Gelar Kuliah Bersama, Mahasiswa Harus Turun dan Bergerak Menyelesaikan Konflik

Herlambang P Wiratraman menambahkan, untuk itu diadakanlah kuliah bersama rakyat untuk mengingatkan, bahwa ada situasi yang sebenarnya.

Selain itu, mahasiswa harus mencoba melakukan upaya untuk menyapa atau melihat sisi lain dari apa yang terjadi di lapangan.

Maia Estianty Pamer Foto Mesra Bareng Irwan Mussry, Komentar Sarita Abdul Mukti Beda dari yang Lain

"Mahasiswa harus aktif melihat persoalan di luar tembok peekuliahan. Bukan hanya sekedar kalau ada kegiatan kuliah kerja nyata (KKN)," tuturnya.

Mahasiswa diharapkan bisa mengabdikan diri segabai agen perubahan dengan memberi solusi, jalan, nasehat, atau yang paling mudah menemani masyarakat untuk berdiskusi dalam situasi terdesak hak hidupnya.

Berita Terkini