Punumpukan cairan yang dialami Ratna Galih ini bisa terjadi di dalam tubuh maupun di luar tubuh.
Melansir dari Nakita, jika terjadi di luar tubuh berupa pembengkakan, sembab, atau oedema.
Bila penumpukan cairan terjadi di rongga tubuh disebut ascites atau asites.
Penumpukan cairan di dalam tubuh ini bisa terjadi di rongga perut yang menyebabkan buncit berisi cairan seperti yang dialami Ratna Galih.
Bisa juga terjadi di rongga paru-paru, sehingga napas dan jantung jadi sesak.
Penumpukan cairan di dalam tubuh ini bisa terjadi karena kelemahan pemompaan jantung maupun gangguan ginjal.
Melansir dari Kompas.com tahun 2008, kasus bengkak oleh timbunan cairan (oedema) kemungkinan pada organ jantung, ginjal, atau hati, atau pada ketiganya adalah sumber masalahnya.
Tentu saja tidak sama mekanisme penumpukan cairan yang disebabkan oleh masing-masing gangguan organ.
Pada kasus gangguan ginjal, jika kerusakan terjadi, ginjal jadi bocor sehingga protein darah terbuang dalam urin.
Protein penting albumin amat vital untuk menahan cairan tubuh. Apabila albumin yang terbuang semakin banyak, tubuh gagal menahan cairannya.
Cairan merembes ke luar di antara jaringan, terjadilah oedema dengan segala akibatnya.
Gangguan hati menyebabkan produksi protein berkurang, dengan akibat yang sama.
Osmolaritas tak terjaga, sehingga cairan merembes ke luar dari darah dan mengisi jaringan, dengan gejala yang sama.
Sementara, bila kemampuan jantung memompakan darah sudah tidak optimal lagi, tugas memompa lima liter darah dalam semenit tidak lagi tercapai.
Akibatnya, sejumlah darah terhambat alirannya, sebagian tertahan di jantung, sebagian di paru-paru.