untuk penghargaan, Feby mengaku sudah mendapatkan informasi dari Kapolda Jatim dan sudah diajukan ke mabes polri, agar Bripka Andreas ini mendapatkan penghargaan.
" Akan diberikan oleh pak kapolri. Karena sudah dianggap bertugas di luar dari pada kemampuannya," katanya.
Sebab, walaupun dalam kondisi luka, Andreas tetap berusaha berjuang untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku.
"Kita belum tahu penghargaannya seperti apa, tapi tentunya nanti dari dewan kebijakan di mabes polri dan kapolri yang akan menentukan," ungkapnya.
Yang bersangkutan mendapatkan penghargaan yang seperti apa, tentunya kata Feby, berharap yang terbaik.
Ditanya kondisi korban, secara umum tadi Feby melihatnya sudah stabil, baik secara psikis maupun jasmaninya.
Tetapi dari kondisi fisik matanya saja yang mungkin mengalami trauma di bagian korneanya, mudah-mudahan tidak rusak total.
"Yang membuat korban melakukan hal itu saya rasa karena jiwa kepolisiannya," katanya.
Serta jiwa rasa memiliki organisasi polri, dan perjuangannya dalam melakukan penangkapan terhadap seseorang yang sudah melakukan kejahatan.
Sehingga Andreas bersihkeras untuk tetap melakukan pengejaran pelaku sampai dapat ditangkap.
Yang diketahui Feby, dari ceritanya, Andreas tetap melakukan pengejaran meskipun dalam kondisi luka. "Saya kira rasa takut tidak ada dalam dirinya," ungkap Feby.
Bagaiman terduga ER, saat ini tersangka masih di polda, masih didalami, karena masih dikembangkan.
Mungkin bisa dikatakan ada hubungannya dengan orang-orang yang masih ada di wilayah Lamongan ataupun di wilayah Jawa Timur.
Menurut keteranhan dari ER, mereka saling mengenal pada saat kegiatan ibadah di salah satu musholla di Lamongan, sehingga kurang lebih 3 atau 4 bulan mereka kenal.
"Karena memiliki satu aqidah yang sama, memiliki satu konsep pemahaman yang sama akhirnya mereka menjadi akrab," katanya.
Beberapa kali melakukan perencanaan seperti merusak pos lantas ini. Karena ada kesamaan itulah akhirnya mereka bekerja sama.