Emil Elestianto Dardak Ingatkan Insinyur sebagai Problem Solver di Era Revolusi Industri 4.0

Penulis: Samsul Arifin
Editor: Ayu Mufihdah KS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur Jatim terpilih, Emil Elestianto Dardak, saat mengisi acara Auditorium Sinarmas, Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jumat (23/11/2018)

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bertempat di Auditorium Sinarmas, Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elestianto Dardak hadir di tengah Keluarga Besar Insinyur dan Sarjana Teknik se-Jatim.

Acara tersebut merupakan kerjasama antara ITS dan Badan Kejuruan Teknik Industri-Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII), Jumat (23/11/2018).

Dalam silaturahmi yang mengangkat tema tentang Visi Keinsinyuran di Era Revolusi Industri 4.0 ini, Emil Elestianto Dardak mengatakan bahwa di Indonesia Insinyur itu masih dipandang sangat tinggi daripada scientist murni.

Pasalnya, kata Emil Elestianto Dardak, Insinyur dianggap merupakan seorang problem solver.

BI Harapkan ISEF 2018 Mampu Dorong UKM Jadi Mesin Eksportir Produk Halal Indonesia untuk Dunia

“Insinyur bisa menyelesaikan masalah dengan segala keilmuan yang ada, ilmu eksak maupun non eksak,” ujarnya di acara yang juga dihadiri oleh Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Patdono Suwignjo, Jumat (23/11/2018).

Menurut Emil Elestianto Dardak, seorang Insinyur haeus bisa memberikan solusi, bukan hanya menjawab pertanyaan.

Selain itu, ketika insinyur mendesain sesuatu, aspek kenyamanan itu menjadi sangat penting.

10 Ribu Siswa TK di Tuban Ikuti Gosok Gigi Serentak di Alun-alun Kota

“Maka dari itu, seorang insinyur itu tidak boleh mengesampingkan aspek sosial, mereka perlu merasakan sendiri bagaimana rasanya saat menjadi pengguna produk desainnya,” tutur peraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun itu.

Pria yang masih menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini mengatakan, Indonesia tidak lagi membutuhkan innovation center, melainkan innovation network untuk bisa menyelesaikan persoalan yang ada secara bersama-sama.

“Untuk itu, kerjasama tim dan komunikasi itu penting dilakukan di era revolusi industri 4.0 ini,” tandas pria kelahiran Jakarta, 20 Mei 1984 ini.

Milan Petrovic Sebut Laga Melawan Barito Putera Menjadi Pertandingan Paling Penting untuk Arema FC

Berita Terkini