Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jatim, Soekarwo menuturkan, acara Seminar Penerapan Kebijakan Ganjil Genap yang digelar di Hotel Mercure, Surabaya, Senin (3/12/2018) hanya merupakan Focus Group Disscussion (FGD).
Soekarwo juga mengatakan jika acara seminar itu masih jauh kaitannya dengan kebijakan penerapan ganjil genap di Jatim.
"Itu FGD saja, kita belum sampai disitu, diluar Surabaya belum," kata Pakde Karwo, Senin (3/12/2018).
Menurut Pakde Karwo, sapaan karib Soekarwo, jika kebijakan ganjil genap diberlakukan di Jatim, maka banyak jalan yang kosong.
• Waspada Peredaran Narkoba Jelang Natal dan Tahun Baru, BNNP: Jangan Sampai Jawa Timur Jadi Primadona
Sebab, katanya, di luar Surabaya, jalanan masih relatif lancar dan bahkan ada yang lengang.
"Seperti Jalan Pacitan-Trenggalek, nanti (kalau ada penerapan ganjil genap) tidak ada yang lewat," tambahnya.
Lebih lanjut, Pakde Karwo menjelaskan, FGD tersebut bertujuan memberikan sumbangan pemikiran untuk Surabaya yang di beberapa titik sudah ada kemacetan.
• PT KAI Daop 7 Tambah 10 Perjalanan KA untuk Sambut Libur Natal dan Tahun Baru 2019
"Saya pun tidak akan mengambil policy (kebijakan) itu, itu kan hanya pengayaan alternatif-alternatif solusi. Tergantung juga nanti disumbangkan ke siapa," ucapnya.
Untuk urgensi penerapan kebijakan ganjil genap di Surabaya sendiri, Pakde Karwo tidak mau berkomentar banyak karena hal tersebut berada di bawah wewenang Pemkot Surabaya.
"Biar nanti di survei polisi sama Pemda Surabaya. Bisa saja alternatifnya itu pengalihan arus agar menjadi lebih ringan, atau bagaimana caranya lah (agar tidak macet)," pungkasnya.
• Bawa Sabu, 2 Pengendara Mobil Innova Disergap BNNP Jatim di Exit Tol Surabaya-Porong