Dengan demikian, ia lantas menyebut bahwa aksi 212 tak laik dianalogikan dengan perpecahan.
"Sehingga, kalau kemudian gerakan 212 disebut intoleran kok rasanya cuma sekadar dicari-cari saja," lanjutnya.
"Kemarin saja ada beberapa kelompok atau perorangan non Islam yang juga datang. Jadi, terlalu jauh kalau diarahkan ke perpecahan," pungkas pria yang juga menjadi caleg DPRD Jatim ini dari dapil Jatim 1 ini.
(Caleg Nasdem Ingatkan Masyarakat Bahayanya Apatis pada Politik dan Pemilu)
(Aa Gym Minta Ahok Diundang di Aksi Reuni 212 Tahun Depan, Ini Alasannya, Sebut Soal Pilpres 2019)
Untuk diketahui, Denny JA mengatakan bahwa kedekatan Prabowo-Sandi dengan PA 212 akan menjauhkan dengan NU-Muhammadiyah. Padahal pengaruh dua ormas ini jauh lebih besar dibanding gerakan PA 212.
Mengutip data survei pada November silam, ada beberapa ormas agama yang cukup besar memiliki pengaruh. Yakni, NU (35,6 persen), MUI (9,7 persen), dan Muhammadiyah: 6,5 persen.
Sedangkan PA 212 hanya sekitar 1,6 persen.
"Sebagai Komunitas baru, PA 212 Belum Besar pengaruhnya dibandingkan NU, MUI, dan Muhammadiyah," kata Denny mengutip akun twitternya, @DennyJA_World.
Reporter: Surya/Bobby Koloway