TRIBUNJATIM.COM, BATU - Suasana di Jalan Sudiro, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, mencekam, karena penjagaan di Rumah Tua yang akan dilakukan eksekusi disusupi warga luar Kota Batu, Rabu (5/11).
Aparat kepolisian mensterilkan area dengan melihat KTP warga. Bukan warga Kota Batu, Malang tidak boleh berada di area itu.
Lahan Rumah Tua itu digunakan untuk berjualan PKL sejak puluhan tahun lalu, sehingga rumah tua itu tertutup oleh bedak lahan PKL.
Di sana juga terlihat beberapa pedagang sudah mengosongkan bedak mereka sejak semalam.
Hingga hari ini, beberapa pedagang juga masih terlihat membereskan barang-barang miliknya sebelum dieksekusi.
• Kasus Sengketa Lahan Lembaga Pendidikan, Massa NU dan Muslimat Gelar Istighosah di Depan PN Lamongan
Lahan itu sempat dipermasalahkan karena persoalan sengketa lahan. Pemilik lahan atas nama Linawati Hidajatno menggugat Suprapto.
Suprapto ialah orang yang juga mengaku pemilik lahan di Rumah Tua.
Karena gugatan Linawati yang menginginkan eksekusi menang, maka mau tidak mau pedagang harus meninggalkan lokasi tersebut.
Rudy Hartono, Panitera Muda Perdata Pengadilan Negeri Malang mengatakan, pada gugatan pertama Linawati menggugat Suprapto di PN Malang 2015, dan hasilnya Lina kalah karena PN menolak gugatan Linawati.
Setelah putusan Linawati mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Surabaya yang akhirnya memenangkan Linawati sebagai penggugat.
• Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu Ditargetkan Selesai Tahun 2019
Karena gugatan Linawati menang, maka Suprapto mengajukan kasasi ke Makamah Agung, tapi ditolak. Sehingga putusannya tetap berpihak pada Linawati.
"Karena sudah ada putusan bersifat inkrah dari putusan MA, Linawati mengajukan permohonan eksekusif ke PN Malang dan hari ini dilakukan eksekusi," kata Rudy saat ditemui di lahan Rumah Tua.
Saiful Amin , pedagang, mengatakan kalau ia hanya bisa pasrah meninggalkan lokasi tempat mencari nafkah itu.
"Saya berjualan di sini sejak tahun 2010 an. Dan kami pedagang di sini tahunya pemilik lahannya itu adalah Suprapto, karena kami membayar uang sewa bedak ke dia," ungkapnya.
Setiap bulan mereka membayar Rp 1 juta untuk dua bedak yang ia sewa.
• 3 Fakta Terkini Pembantaian Pekerja di Papua, Helikopter TNI Dihujani Tembakan Saat Evakuasi Jenazah