TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018, gelaran ekonomi dan keuangan syariah yang diinisiasi Bank Indonesia resmi dibuka pada Selasa (11/12/2018) malam.
Pembukaan gelaran yang berlangsung mulai 11-15 November di Grand City Mall Surabaya ini dihadiri oleh para pejabat, kiai, ulama, hingga santri dan santriwati dari berbagai pesantren yang ada di Jatim.
Gelaran yang kelima kali ini dibuka mulai dari sambutan Gubernur Provinsi Jawa Timur, Soekarwo, dilanjut sambutan dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution.
• Bank Indonesia Tunjukkan Keberhasilan Konsep Ekonomi Syariah Membangun Ekonomi Masyarakat
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dalam sambutannya mengatakan, ekonomi syariah di Jatim memiliki potensi yang cukup tinggi.
Hal ini dilihat dari kondisi ekonomi syariah hingga Oktober 2018 tercatat cukup baik.
"Ini ditandai dengan pertumbuhan kredit syariah di Jatim yang mencapai 12,38 persen secara year on year. Angka ini lebih tinggi dari kredit konvensional yang hanya 10,9 persen," katanya saat pembukaan ISEF 2018.
Sementara dari sisi aset, lanjutnya, aset di perbankan syariah mencapai 16,14 persen dan ini lebih tinggi dari aset perbankan konvensional.
"Kami optimistis Jatim bisa menjadi kawasan provinsi yang sangat bisa menerima dan maju oleh ekonomi syariah ini dan menjadi pilot project ekonomi syariah di Indonesia," lanjutnya.
• Respon Gubernur Soekarwo Soal Wacana Penerapan Sistem Ganjil Genap di Jawa Timur
Belum lagi, di Jatim telah dibentuk satuan petugas akselerasi ekonomi syariah yang bertugas untuk mengembangkan akselerasi ekonomi secara komprehensif terpadu yang didukung para stakeholder Jatim.
"Di Jatim ini, jumlah pondok pesantrennya juga paling banyak di antara provinsi lainnya, yakni sebanyak 6003 pondok pesantren. Maka dari itu, kami berharap ISEF 2018 bukan sekadar seminar saja melainkan menjadi penggerak motor ekonomi syariah di Jatim," terangnya.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, ISEF kelima ini dapat menjadi kegiatan bersama untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"Seperti halnya saat momen lebaran, semua masyarakat berkumpul bersama. Ini juga berlaku seperti kegiatan ISEF ini yang menjadi kegiatan bersama," tambahnya.
Dia menambahkan, khusus ISEF 2018 pihaknya mendesain acara berlangsung selama lima hari baik dalam bentuk ekonomi forum maupun ekonomi fair.
"Sebab kegiatan ini diadakan juga untuk mendukung strategi pembentukan mata rantai ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,"
Adapun selama gelaran berlangsung akan ada setidaknya 10 showcase dan peluncuran produk, 8 seminar, dan 19 kegiatan workshop dan talkshow.