Nah setelah tertumpuk banyak, limbah ini biasanya dibakar.
"Saya melihatnya kok sayang dibakar begitu saja. Makanya saya mencoba untuk memanfaatkannya. Awalnya juga bingung mau dibuat apa kayu bekas ini. Terus iseng buat gerobak," kata Bagoes.
Dia menjelaskan, pertama ia membuat gerobak kaki lima atau gerobak lainnya.
Siapa sangka, respon masyarakat ternyata luar biasa dan gerobak buatannya laris manis di pasaran.
Bahkan, ia pun kebanjiran order setiap bulannya.
Banyak orang yang akhirnya beralih dari gerobak alumunium menjadi gerobak kayu seperti ini.
"Setelah hampir setahun, saya bermain dengan gerobak, saya berusaha mencari ide lainnya. Karena gerobak tidak setiap tahun orang itu beli. Terus ada teman yang mengusulkan untuk mencoba membuat furniture," aku pria yang masih bujang ini.
Perlu waktu bagi Bagoes dan timnya untuk belajar membuat furniture.
Ia harus mencoba beberapa kali untuk menyempurnakan furniture buatannya ini.
"Allhamdulillah 3 bulan, kami sudah buat furniture yang tak kalah di kelasnya. Mulai dari mebel untuk ruang tamu, tempat tidur, kitchen set, buffet dan sejenisnya," tambah dia.
Ia menyadari bahwa bisnis furniture berbahan kayu pallet ini memang belum banyak yang melirik.
Kecenderungannya, orang masih memilih furniture berbahan kayu jati atau harbot
Padahal, kata dia, furniture buatannya juga tidak kalah dengan furniture berbahan kayu jati atau harbot.
Dari sisi kekuatannya, ia berani bersaing.
Dibandingkan harbot, kayu pallet lebih kuat.