TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pidato politik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Jakarta Convention Center, Senin (14/1/2019) mendapatkan sorotan dari pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo.
Pidato yang dinamai Prabowo sebagai pidato Indonesia Menang itu menurut Suko Widodo justru lebih banyak memuat penyataan-pernyataan menyerang namun tidak diimbangi dengan tawaran gagasan baru.
Padahal seharusnya pidato ofensif sebaiknya juga diimbangi dengan gagasan, dan inovasi baru supaya pesan menbawa perubahan bisa tersampaikan.
"Dalam pidatonya, Prabowo lebih banyak ofensif ketimbang menawarkan gagasan baru," kata Suko Widodo usai menonton pidato Prabowo kepada Tribunjatim.com.
Sayangnya, pidato Prabowo yang ofensif alias menyerang itu juga tidak diimbangi dengan data statistik yang riil dan makro.
Hal tersebut menjadi poin kurang pas dalam pidato politik yang ditonton oleh masyarakat luas.
• Soal Pidato Politik Prabowo, AHY : Demokrat Senang, Pak Prabowo Kembali Gemakan Program SBY
• 4 Fakta Maulia Lestari, Finalis Puteri Indonesia 2016 Asal Jambi yang Telah Dipecat 2 Tahun Lalu
• SMAN 1 Waru Siapkan Infrastruktur Jaringan yang Memadai untuk Ujian Sekolah Berbasis Android
Tidak hanya itu, Suko Widodo juga mengkritisi cara dan gaya pidato Prabowo yang sangat lama durasinya. Yaitu lebih dari satu jam yang menurutnya kurang efektif dan juga tidak begitu relevan dengan kondisi kebangsaan saat ini.
"Prabowo dalam pidatonya tadi saya menyimak dia menggunakan paradigma naratif, bercerita soal penderitaan orang-orang kecil, tidak menggunakan data statistik yang makro. Meski begitu narasinya tanggung, tidak cukup detail mengambil contoh, sepotong sepotong demi membentuk pesan utama," tambah Suko Widodo kepada Tribunjatim.com.
Dengan gaya pidato semacam itu, Suko Widodo menduga bahwa pidato itu tidak mengena pada publik. Khususnya di luar pendukung Prabowo.
"Dugaanku tidak berpengaruh pada orang di luar kelompok, lebih kuat pesannya untuk menguatkan soliditas internal karena secara substantif tidak kuat-kuat amat," jelasnya.
Meski begitu, dari pidato tersebut Suko Widodo mengambil satu kesimpulan yang merupakan keunggulan dari Prabowo. Yaitu Prabowo konsisten dari tone memyampaikan pesan dari awal hingga akhir. (Fatimatuz zahroh/TribunJatim.com).