Laporan Wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meski mainan digital kian marak, namun mainan konvensional sampai saat ini masih banyak digemari.
Satu di antaranya, mainan miniatur buatan Tekno Craft yang mengusung hal-hal berkaitan masyarakat Indonesia seperti mie instan, tabung gas elpiji, hingga air minum dalam kemasan.
Pemilik Tekno Craft, Kurniawan (51) mengatakan, usaha yang dijalankannya berawal dari hobi mengoleksi miniatur.
Kemudian, ia memutuskan membuka usaha yang dilabeli Tekno Craft pada 2009 lalu di Bandung.
Ia melihat di Indonesia pada saat itu, masih belum banyak pemain usaha mainan miniatur yang mengusung ciri khas Indonesia.
"Selama ini kan mainan miniatur banyak buatan luar negeri. Nah, dalam negeri belum begitu banyak. Akhirnya saya buat yang khas dengan Indonesia seperti snack merek Chiki Ball, mie instan Indomie, air minum kemasan Aqua, hingga cokelat SilverQueen. Apapun yang berkaitan kebutuhan sehari-hari," jelasnya saat pameran Toys Week di Grand City Convention Hall, Minggu (20/1/2019).
• 3 Cara Mencegah & Deteksi Dini Kanker Serviks Menurut Dokter RS Onkologi Surabaya, Penting Dilakukan
Dari situ, hasil buatan Kurniawan menuai respon positif dari masyarakat.
Banyak yang terkejut melihat mainan miniatur Tekno Craft yang sangat mirip dengan barang sehari-hari, namun dengan ukuran yang mini.
"Banyak masyarakat bilang bagus dan mengapreasiasi. Mereka juga tidak menyangka ada mainan miniatur persis Indomie," katanya dengan wajah sumringah.
Kurniawan menjelaskan, mainan miniatur Tekno Craft diproduksi sendiri olehnya dan dibuat untuk menyasar semua kalangan konsumen mulai dari anak-anak hingga orang tua.
• Besok, 3 Ruas Tol Baru di Jatim Tak Lagi Gratis, Cek Tarif Lengkap Tol Trans Jawa Lain & Info Diskon
Dicontohkannya, miniatur snack Chiki Ball dibuat untuk menyasar konsumen anak-anak.
Adapula miniatur bumbu dapur hingga tabung gas elpiji yang menyasar konsumen dari kalangan ibu-ibu.
Serta miniatur rokok untuk konsumen bapak-bapak.
"Jadi, saya buat miniatur juga berdasarkan kebutuhan sesuai segmen konsumen dan erat kaitannya dengan kebutuhan sehari-hari yang ada di Indonesia," jelasnya.
Dari segi proses pembuatan, Kurniawan mengakui pembuatannya bermacam-macam. Ada yang menghabiskan waktu 1-2 jam dalam sehari, lalu ada pula hingga 4 jam.
"Tergantung detail dan seberapa rumit. Kalau untuk miniatur packaging seperti snack, air minum dalam kemasan itu kurang lebih 1-2 jam. Sedangkan, miniatur manusia butuh 4 jam karena detailnya harus dapat," terangnya.
• Astra Daihatsu Motor: Penjualan SUV Meningkat Signifikan, Tapi Mobil LMPV Masih Banyak Diminati
Namun jika dikalkulasikan, dalam sekali produksi miniatur menghabiskan waktu kurang lebih seminggu.
Dimulai dari desain, mencetak, hingga proses akhir.
"Dalam seminggu itu, kalau produksi massal bisa menghasilkan 20 ribu sampai 30 ribu unit miniatur," ungkap Kurniawan.
Prosesnya, dari bahan plastik cair kemudian dicampur dengan bahan lain lalu dicetak 3D (tiga dimensi).
Ada pula didesain di komputer terlebih dahulu, lalu dibuat miniatur master.
Selanjutnya menentukan molding yaitu proses produksi dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model master tersebut, lalu diproduksi massal.
"Proses selanjutnya editing, di sini pakai kaca pembersar untuk melihat detailnya. Apa sudah bagus atau masih ada yang cacat. Kalau sempurna langsung dikemas," tambahnya.
• Daihatsu Sudah Terapkan Standar Emisi Euro IV pada Kendaraan Penumpangnya sejak Oktober 2018
Adapun mainan miniatur Tekno Craft dibanderol mulai Rp 10 ribu hingga Rp 65 ribu yang terdiri atas mainan packaging, magnet kulkas, gantungan kunci, hingga anting.
Sedangkan, miniatur bentuk manusia hingga kendaraan mini dibanderol maksimal hingga Rp 100 ribu lebih.
Dalam sebulan pun, Kurniawan yang pernah mengeyam pendidikan arsitektur ini bisa meraup omzet sekitar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.