Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

INFO SEHAT - 3 Tips Penting Cegah & Deteksi Dini Kanker Serviks Menurut Dokter RS Onkologi Surabaya

INFO SEHAT - Kanker serviks bisa dicegah dan dideteksi secara dini. Simak penjelasan dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS)

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Ani Susanti
thinkstockphotos.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Christine Ayu Nurchayanti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kanker serviks ialah kanker yang menyerang serviks atau dinding rahim.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS), dr Pungky Mulawardhana.

Pungky Mulawardhana mengatakan, kanker serviks ialah satu jenis kanker paling mematikan.

Tapi, kanker serviks bisa dicegah dan bisa dideteksi secara dini.

Penyebab Kanker Serviks, Dokter RS Onkologi: Wanita yang Sudah Berhubungan Intim Berpotensi Kena

Pertama, vaksin Human Papillomavirus (HPV).

Vaksin HPV, tutur Pungky Mulawardhana, bertujuan memberi injeksi agar tubuh memiliki imun terhadap virus HPV.

Vaksin ini, lanjutnya, diperuntukkan untuk perempuan yang belum pernah berhubungan seksual.

"Vaksin HPV untuk umur 9-13 tahun, dua kali suntik. Bulan ke-nol, dan enam bulan setelahnya. Umur di atas 13 tahun, tiga kali suntik. Bulan ke-nol, dua dan enam bulan setelahnya," jelasnya.

Waspada Kanker Serviks, Begini Info Gejala dan Pencegahannya dari Dokter RS Onkologi Surabaya

Kedua, pap smear.

Pap smear, lata Pungky Mulawardhana, dilakukan tiga tahun setelah berhubungan seksual pertama kali.

Kemudian, lanjutnya, rutin dilakukan satu sampai dua tahun sekali.

Pap smear ialah uji medis yang dilalulan untuk melihat kondisi sel-sel pada serviks.

"Sel-sel tersebut dibaca ahli patologi sehingga dapat diketahui kondisinya," tutur Pungky Mulawardhana.

Kanker Serviks Tak Hanya Serang Wanita yang Sudah Menikah, Simak Ulasannya Agar Tak Salah Kaprah

Ketiga, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

"Kalau keberatan pap smear, bisa melakukan IVA. Di puskesmas bisa dan di-cover BPJS," ujar Pungky Mulawardhana.

IVA, lanjutnya, dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim yang telah diberi asam asetat.

"Jika ada perubahan warna, bisa terjadi kelainan. Biasanya langsung dirujuk ke dokter spesialis kandungan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved