Laporan Wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Indonesia Sawmill and Woodworking Association (ISWA) atau Asosiasi Kayu Gergajian dan Olahan Indonesia Komda Jatim meminta agar pemerintah ikut mendorong industri kayu gergajian dan olahan, mengingat besarnya potensi bisnis di sektor ini.
Menurut Ketua ISWA Jawa Timur, Choiril Muchtar M, untuk mendorong industri ini, satu di antaranya dengan pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melatih para tenaga kerja.
"Hal ini tentunya untuk mendorong produktivitas sehingga jika sumber daya manusianya meningkat, produktivitas pun ikut meningkat," ujarnya, Senin (21/1/2019).
• ISWA Targetkan Ekspor Olahan Kayu di Jawa Timur Bisa Tumbuh 18 Persen
• Furniture Bahan Rotan Cocok Diaplikasikan di Ruang Santai hingga Teras Rumah
Selain itu, lanjutnya, akan lebih bagus ada bantuan modal dari perbankan, terutama untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Karena selama ini mereka masih kesulitan mengakses modal. Jadi, kalau ini diberikan akses lebih mudah akan lebih bagus lagi," tambahnya.
Selain itu, Choiril menambahkan, selama ini, tantangan yang sering dialami pengusaha kayu olahan ialah terbatasnya impor barang modal seperti bahan baku penunjang dan mesin-mesin.
• Huawei Indonesia Beri Harga Spesial untuk Huawei Nova 3i sebagai Apresiasi pada Masyarakat
• Inaplas Sebut Isu-isu Plastik Hambat Datangnya Investasi ke Dalam Negeri
• Daihatsu Sudah Terapkan Standar Emisi Euro IV pada Kendaraan Penumpangnya sejak Oktober 2018
Sebab, terkadang konsumen asing meminta bahan penunjang seperti cat untuk barang setengah jadi dari olahan kayu itu didatangkan dari negara pembeli.
"Jadi seharusnya impor barang modal jangan dibatasi, karena selama ini impor kita didominasi oleh barang konsumsi," tambahnya.