Puncak HPN di Surabaya, Jokowi: Pers Harus Menjadi Penjernih Kegaduhan dan Pesimisme di Media Sosial

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PUNCAK HPN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memukul alat musik dari Madura pada puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) yang diselenggarakan di Grand City Mall, Surabaya, Sabtu (9/2/2019). Presiden Jokowi juga menerima permintaan swafoto dari undangan saat meninggalkan lokasi acara.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak pers untuk memberikan informasi yang utuh dan berimbang atas maraknya kabar tak benar yang tersebar di media sosial.

Hal ini dikatakannya pada acara puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Grand City, Surabaya (Sabtu (9/2/2019).

Jokowi menjelaskan era digital disertai dengan perkembangan massive media sosial. Selaras dengan hal itu, masyarakat disajikan dengan melimpahnya informasi.

Maskapai Penerbangan NAM Air Tambah Rute Baru Surabaya-Samarinda, Harga Tiketnya Rp 1 Jutaan

Pir Roda Truk Trailer Patah di Jl Tambak Osowilangun, Buat Kemacetan Arus Kendaraan Hingga 700 Meter

Lokasi Cocok untuk Kencan di Hari Valentine 2019 menurut Zodiak, Libra Elegan, Virgo Lebih Sederhana

”Setiap orang, bisa menjadi wartawan, bisa menjadi pimred,” kata Jokowi pada sambutannya.

Jokowi lantas menyebut bahwa tidak semua pengguna media sosial menyebarkan beita positif.

”Ada yang membuat kegaduhan. Ada yang membangun ketakutan dan pesimisme,” katanya Jokowi menyindir.

Terkait masalah itu, pers seharusnya mengambil peran.

”Di tengah situasi seperti ini, peran media dibutuhkan sebagai penopang informasi. Lebih dari itu, media harus menjadi penjernih informasi dengan menyajikan informasi yang terverifikasi. Peran media semakin penting dalam menyingkap fakta,” jelas Jokowi.

VIDEO: 400 Siswa Ikuti Lomba Muslim Teeneger Competition di SMP Khadijah Surabaya

Heboh Bayi Dibuang di Serambi Masjid di Lamongan Dalam Kardus, Kapolsek Bawa Sendiri Jasad ke RS

AJI Surabaya Gelar Demo, Perayaan HPN Hanya Kuras Uang Negara, Jika Tak Bahas Kekerasan Jurnalis

Pers memiliki peran utama untuk menyingkap fakta terutama, di tengah keganasan pasca fakta dan pasca kebenaran.

”Kita wajib mengatasi gejala buruk dari pasca fakta dan pasca kebenaran ini. Media harus mampu mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran dan membangun optimisme,” jelasnya.

Di antara contohnya, pers dapat mengabarkan perkembangan dan pertumbuhan yang dibangun di rezim saat ini.

”Ketika pemerintah menjelaskan perkembangan pembangunan, tujuannya adalah agar masyarakat mendapat informasi yang jelas. Sehingga, bisa ikut memanfaatkan pembangunan hingga membangun optimisme yang ujungnya mengajak apa yang harus dilakukan semua pihak,” katanya.

Jokowi menambahkan, ketika pemerintah membangun well informed society, jangan buru-buru untuk dianggap kampanye atau pencitraan.

Heboh, Pria ini Tembus Pengawalan Paspampres Untuk Berikan VCD dan Foto Bareng Presiden Jokowi

AJI Surabaya: Ada 70 Kasus Kekerasan Jurnalis dalam 3 Tahun Terakhir, 8 Kasus Masuk Dark Number

"Cara Itu adalah upaya pemerintah agar masyarakat yang sadar dari informasi. Media harus bisa menjadi amplifier dari informasi dari pembangunan. Termasuk, soal pembangunan dan percepatannya,” tambahnya.

Semua itu harus dibangun oleh media yang berbasis profesionalitas tertinggi.

Halaman
12

Berita Terkini