AJI Surabaya Gelar Demo, Perayaan HPN Hanya Kuras Uang Negara, Jika Tak Bahas Kekerasan Jurnalis
AJI Surabaya Gelar Demo, Perayaan HPN Hanya Kuras Uang Negara, Jika Tak Bahas Kekerasan Jurnalis.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Selain menolak pemberian remisi pada I Nyoman Susrama yang membunuh Wartawan Radar Bali Bagus Prabangsa, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya secara tegas menolak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 yang kebetulan digelar di Surabaya.
Miftah Farid Ketua AJI Surabaya menyebut, perayaan HPN 2019 di Grand City Surabaya hanya menguras uang negara yang dipungut dari pajak rakyat.
"Untuk apa melakukan perayaan hari pers nasional kalau tidak membahas tentang isu kekerasan jurnalis," katanya saat menggelar aksi di depan KBS, Sabtu (9/2/2019).
• Tidak Bahas Isu Pembunuhan Jurnalis Prabangsa, AJI Surabaya Gelar Demo, Kritik Keras Perayaan HPN
Seakan belum cukup, Miftah mengatakan, HPN 2019 akan menjadi momentum pengubahan akronim HPN yang semula dipahami sebagai Hari Pers Nasional, diubah menjadi Hari Prabangkara Nasional (HPN).
Pengubahan akronim itu, semata-mata dilakukan untuk tetap mengingat rentetan kasus kekerasan dan pembunuhan jurnalis yang tidak pernah terkuak hingga saat ini.
Miftah mencatat sejak tahun 1996, sedikitnya ada 11 kasus pembunuhan jurnalis yang belum terkuak.
• Protes Remisi I Nyoman Susrama, AJI Surabaya: Prabangsa Dibunuh Dua Kali, Oleh Susrama dan Penguasa
Dan ia menyayangkan, 11 kasus kekerasan itu sama sekali tidak pernah menjadi isu utama dalam Perayaan HPN tiap tahunnya.
"HPN terlalu tumpul karena selama ini yang dibahas adalah sinergisitas jurnalis dengan pemerintah, ya soal UKM-lah, soal Ekonomi-lah," tandasnya.