Baca tanpa iklan
Dalam sidak itu, Emil juga menemukan kamar mandi bagi penyandang difabel, rusak pada tombol flush. Namun, pihak rumah sakit sudah menyediakan alternatif berupa gayung air.
"Kami cek kamar mandi, sudah ada fasilitas untuk penyandang difabel, cuma itu aja, flushnya sudah mati. Tapi sudah ada gayung untuk alternatif, itu tadi kami lihat," jelasnya.
Dia juga melihat sistem pendaftaran pasien secara online yang sudah berjalan sekitar sebulan. Namun, saat ini masih dalam tahap uji coba, diperuntukan bagi pasien lama.
"Ini kan merupakan bagian dari audit CETAR, kalau kata Bu Gubernur cepat efektif efektif, transparan, tanggap dan responsif. Dari sisi transparan, kamar sudah transparan, jadi nggak ada kalau ada yang bilang kamar penuh, padahal nggak. Tapi harus ada yang mantau, di situ ditulis 12 padahal yang kosong ada 18, kan kita nggak tahu," katanya.
Dia berharap sistem pendaftaran secara online segera dimantabkan, sehingga juga bisa diterapkan bagi pasien baru.
"Jadi ini yang kami lihat tadi, SOP-nya sudab clear. Kami melihat pondasinya sudah ada, tinggal komitmen dari bu khofifah dengan kami, memantabkan proses penggunaan teknologi untuk meningkatkan kenyamanan pasien, kemudian menyelesaikan gedung delapan lantai tersebut," katanya.