Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Keberadaan swing voters yang jumlahnya diperkirakan tinggi dalam pesta demokrasi 17 April 2019 mendatang, bagi Dwi Astutik Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah lumrah.
Caleg DPRD Jatim Dapil 1 No Urut 01 itu tidak menganggap fenomena swing voters. Karena partisipasi pemilih semacam itu adalah masalah kancah perpolitikan tanah air.
"Pemilih memiliki hak untuk menentukan pilihan," katanya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya Jalan Progo No 5 Surabaya, Senin (11/3/2019).
Ia justru menganggap hal tersebut sebagai satu di antara dinamika perpolitikan yang tak bisa dielakkan.
• Swing Voters Tinggi, Inilah yang Akan Dilakukan BPN Prabowo-Sandi untuk Mempengaruhi Pilihan Mereka
• Split Ticket Voting Kecil, PDIP Yakin Jokowi-Maruf Rebut Suara Swing Voters
Wasek PW Muslimat NU Jatim itu menerangkan, karakteristik pemilik suara di negara ini sangat terbuka.
Artinya para pemilik suara begitu rentan berganti pilihan akibat bujuk rayu dan pengaruh orang lain.
"Hal itulah yang menjadi tantangan para caleg, untuk berpikir bagaimana menyajikan performance yang menarik hati para pemilih," katanya.
Swing voters, bagi mantan aktivis perempuan PMII itu, merupakan kalangan pemilih yang cenderung rasional dalam menilai sosok pemimpinnya.
Artinya keputusan berpindah-pindah pilihan politik, didasari atas penilaiannya melihat progresifitas pemimpin selama menjalankan kekuasaan.
"Artinya tidak salah kalau mereka mudah berpindah dan dikatakan tidak loyal karena mereka punya pandangan terhadap orang yang sudah dipilih tidak memberikan performance kepemimpinan yang memuaskan," tandasnya.