Warga Dermosari Minta Jalan Alternatif ke Ponorogo Segera Digarap untuk Angkat Potensi Wisata Desa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan Desa Dermosari, Kecamatan Tugu yang menjadi jalur alternaif ke Kabupaten Ponorogo.

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Warga Desa Dermosari Kecamatan Tugu berharap, jalan alternatif Trenggalek-Ponorogo lewat desa mereka lekas bisa terwujud.

Selain bisa memotong jalur lebih pendek, jalur ini juga berpotensi mengangkat potensi wisata desa.

Kepala Desa Dermosari, Totong Bekti Guntoro mengatakan, jalur alternatif ini menghubungkan desanya dengan Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.

Jalur ini jaraknya sekitar 11 kilometer. Lebih pendek 9 kilometer, dibanding jalur utama sepanjang 20 kilometer.

“Jadi jalan ini bisa menghemat waktu menuju Ponorogo atau sebaliknya. Bisa menjadi solusi jika jalur utama terjadi longsor,” terang Totong, Rabu (13/3/2019).

Seungri BIGBANG dan Jung Joon Young Jalani Pemeriksaan, Ucapkan Hal Ini Saat Tiba di Kantor Polisi

Klarifikasi Pihak Aisyahrani usai Ramai Diisukan Ingin Jambak Nikita Mirzani: Pakai Sosmed Baik-baik

Selama jalan nasional Trenggalek-Ponorogo KM16 sering tertutup longsor.

Masih menurut Totong, untuk pelebaran jalan ini perlu pembebasan lahan.

Ada 30 warga yang tanahnya terdampak sudah menyatakan setuju.

“Sejauh ini warga tidak ada yang menolak. Semua sudah setuju, proses sosialisasi dari empat dinas terkait juga sudah beres,” sambung Totong.

Pembebasan lahan akan dilakukan oleh Pemprov Jawa Timur.

Warga merasa diuntungkan dengan proyek ini, karena tanah mereka dibeli dengan harga di atas rata-rata.

Apalagi jalan ini nantinya menjadi ramai dan ikut mengangkat harga aset tanah mereka.

Dengan tebing yang lebih bersabahat, jalur ini relatif aman dari longsor.

Masih Ingat Tokoh Hagrid di Harry Potter? Begini Kondisi Aktor Pemerannya Kini yang Tak Lagi Gagah

Mengintip Proses Penggilingan Karet dari Pabrik Glantangan yang Sudah Berusia 100 Tahun di Jember

Warga pun sudah siap untuk memanfaatkan jalur ini untuk menjadi jalur wisata.

Mengandalkan pemandangan hutan yang hijau, di jalur ini ada Tumpak Andong.

“Di atas ada air terjunnya, kemudian ada pemandiannya. Warga sudah bersiap untuk memanfaatkannya,” ungkap Totong.

Warga kini juga merintis wisata kuliner di sepajang jalan ke lokasi wisata.

Sejumlah kios akan dibangun bekerja sama dengan pihak Perhutani.

Diharapkan jalan alternatif ini nantinya ikut mengangkat ekonomi warga.

Akses ke jalur alternatif ini ada di Pasar Tugu. Jika jalan nasional menikung ke kiri, jalur alternatif ini lurus melewati jalan kampung.

Karena bukan jalan utama, aspal jalan hanya kualitasnya masih buruk. (Surya/David Yohanes)

Berita Terkini