Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menjadi food blogger kerap kali disebut sebagai pekerjaan yang menyenangkan nan menghasilkan uang.
Namun, Hungry Maker hari ini blak-blakan bahwa ada dukanya juga menjadi seorang food blogger, ikut kena semprot adalah yang paling sering.
Mengisi talkshow dalam acara Surabaya Bakery & Coffe Festival 2019 di LG atrium Pakuwon Trade Center Surabaya, Kamis (14/3/2019), kelompok food bloger asal Surabaya yang beranggotakan Amanda Kohar, Vicky Yuwono, Hendrik Pyong, William Handokusumo, dan Lucky Lusiano, berbagi cerita.
"Yang paling sering ini, jadi ada kafe atau restoran baru, mereka ngundang dan mengharuskan kami hadir pas pembukaannya. Karena ada tradisi hari baik di sini. Nah waktu kami ke sana, semuanya oke, kami tulislah review yang bagus. Tapi begitu besoknya orang lain ikutan ke sana, ternyata mereka nggak mendapatkan hal yang sama seperti yang kami dapat, itu biasanya kami ikut kena semprot juga," cerita Enog, sapaan akrab William Handokusumo.
• Inilah Tips Menjadi Food Blogger dari Hungry Maker, Kuncinya Keep Doing What You Love
• Ketahuan Transaksi Sabu di Pinggir Jalan Raya Porong Sidoarjo, Pasutri Asal Pasuruan Diciduk Polisi
Hal itu menurut Enog disebabkan banyak restoran atau kafe baru di Surabaya yang terkesan asal buka.
Sehingga kualitas menu yang dipromosikannya akan berbeda tergantung suasana.
Saat restoran atau kafe dalam keadaan ramai adalah yang paling sering terjadi kasus pelayanan atau kualitas menu makanan yang tidak sesuai.
Food blogger, sebagai pihak yang ikut mempromosikan restoran atau kafe baru tersebut, tak jarang ikut mendapat komplain atau komentar pedas dari pengunjung.
Lain cerita dari Amanda, sebagai seorang lulusan arsitektur, ia sempat dipandang sebelah mata oleh orang lain bahkan keluarganya saat memutuskan banting setir menjadi seorang foodies.
• HUT ke 105 Kota Malang, Ada Festival Bakso-Cwimie dan Mendem Duren, Berikut Lokasinya!
• Dapil Surabaya Sidoarjo Banyak Diisi Caleg Artis, Arzeti Bilbina Masih Optimis PKB Tambah Kursi
Namun kesungguhan dan passionnya dalam bidang kuliner membuatnya berhasil membuktikan diri.
Sebelum terjun sebagai food blogger, ia terlebih dulu mengambil sekolah masak dua tahun.
Duka secara internal, disebutkan Vicky ada pada pengaturan waktu dan jadwal.
Menyatukan lima orang anggota Hungry Maker, menurutnya tidak mudah. Sebab masing-masing pun memiliki kesibukan.
"Jadi kadang ada undangan, dua bisa tapi tiganya nggak bisa, atau yang tiga bisa duanya nggak bisa. Susah ngumpulin lengkap berlima gini, kebetulan saya yang bagian ngatur jadwal. Acara ini saja, kami bikin jadwalnya satu tahun lalu," ungkap Vicky.