Rumah Politik Jatim

Angka Golput Masih Dua Digit, TKD Jatim Dorong KPU Lebih Intens Sosialisasi Soal Pemilu 2019

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi mengungkapkan, angka Golput jelang 22 hari menuju Pemilu 2019 ini masih tinggi.

Dari survei internal yang dilakukan oleh PDIP Jatim, Kusnadi mengatakan, angka golput masih dua digit yaitu di 11 - 12 persen.

"Kita selalu sosialisasi terus menerus ke masyarakat agar golput tidak tinggi dan itu kita perintahkan untuk caleg PDIP dan memohon juga pada caleg Koalisi Indonesia Kerja (KIK) untuk melakukan hal yang sama," ucap Kusnadi yang juga Wakil Ketua TKD Jatim ini, Selasa (26/3/2019).

AHY Kampanye di Pamekasan: Demokrat Tak Pernah Absen Mengawal Pembangunan Madura dan Jatim

Fandi Utomo: PKB Adalah Penampung dan Pejuang Aspirasi Umat Muslim

Selain elemen Timses, Kusnadi juga meminta KPU untuk lebih memaksimalkan sosialisasi Pemilu 2019 yang dirasa belum total.

"Kalau dikatakan maksimal sih ya maksimal tapi belum penuh begitu, dan saya pikir untuk dua puluhan hari jelang akhir ini ya saya kira harus lebih intensif. Jadi baik dari timses maupun KPU ini harus bersama-sama untuk menekan angka Golput," kata Wakil Ketua DPRD Jatim ini.

Menurut Kusnadi, penyaluran hak pilih dalam Pemilu ini sangat penting bagi berjalannya proses demokrasi di Indonesia sehingga angka Golput harus diminimalisasi sebaik mungkin.

"Golput itu juga ada dua, ada yang mereka tidak tahu tapi ada juga yang tahu tapi tidak mau ke TPS. saya berharap ke KPU agar lebih masif lagi terutama pada daerah-daerah yang agak jauh dari jangkauan transportasi," kata Kusnadi.

Menurut Kusnadi, hal ini tidak bisa dipungkiri mengingat Provinsi Jatim sangat luas dan mempunyai topografi yang bermacam-macam termasuk pegunungan dan kepulauan.

Hayono Isman Siap Perjuangkan Bantuan untuk Warga Miskin Tepat Sasaran

Temui Warga Klojen di Bakso Malang, Kapolres Malang Kota: Kita Bahas Juga Berita-berita Bohong

"Sedangkan yang sudah tahu tapi tidak mau ke TPS ini mungkin memang tidak mempunyai pilihan yang terbaik bagi mereka, ini harus diberikan penyadaran melalui sosialisasi juga," lanjutnya.

Tipe pemilih seperti itu, lanjut Kusnadi ada di perkotaan yang sebagian besar sudah tahu dan sudah terdidik namun masih bimbang dalam menentukan pilihan karena informasi yang kurang mendalam.

"Mayoritas di perkotaan ini golput nya memang lebih sedikit, tapi bukan berarti tidak ada, jadi di kota pun sosialisasi ini sebenarnya tetap harus dilakukan," pungkasnya.

Berita Terkini