Fakta-fakta Pidato Kebangsaan Prabowo di Surabaya, Daftar Calon Menteri hingga Dukungan Dahlan Iskan

Editor: Pipin Tri Anjani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat menyapa massa kampanye akbar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (31/3/2019).

"Siap," ujar suara pendukung Prabowo sambil mengangkatkan simbol dua jari.

Prabowo lalu menuturkan kubunya telah melampaui pesaingnya untuk suara di Jawa Timur.

"Dua hari terakhir ini (di Jawa Timur) kita sudah menyalip di atas. Masih ada beberapa hari lagi, mudah-mudahan nyalipnya besar," kata Prabowo.

Suasana pidato kebangsaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019). ((KOMPAS.com/Kristian Erdianto)) ()

Hadir di Pidato Kebangsaan Prabowo, Gatot Nurmantyo Sindir Anggaran TNI Kalah Jauh dengan Polisi

2. Gatot Diundang Prabowo

Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, yang juga berkesempatan berpidato mengaku diundang oleh Prabowo.

Gatot yang hadir tampak mengenakan peci berwarna hitam dan baju kemeja putih.

"Saya datang ke sini tidak ada hal lain selain merah putih, karena negara dan bangsa memanggil, untuk negara bangsa rakyat Indonesia. Atas telepon dari beliau Pak Prabowo meminta saya hadir berbicara masalah kebangsaan di sini," tuturnya.

Dalam pidatonya, Gatot menyampaikan sejumlah permasalahan terkait sektor nasional dan internasional.

Ia menyinggung persoalan anggaran TNI saat ini yang dinilai terlalu kecil.

Ia juga membandingkan besaran anggaran yang diterima Polri.

Ia menegaskan tidak ada yang salah, namun menurutnya hal ini mengecilkan TNI.

"Tidak ada yang salah, semua benar-benar saja tetapi ini dari segi anggaran mengecilkan Tentara Nasional Indonesia," terangnya.

Lebih lanjut, Gatot juga membeberkan sejumlah mutasi yang diterima personel TNI yang tak lagi menjadi panglima.

Ia lantas menyebutkan anak buahnya yang memiliki prestasi namun tak dapat jabatan strategis.

Di antaranya mereka yang berhasil membongkar penyelundupan senjata.

"Termasuk Direktur A, komandan satuan tugas intelijen yang membongkar (penyelundupan) senjata sekarang pun dicopot tanpa jabatan," jelas Gatot.

Halaman
123

Berita Terkini