Rumah Politik Jatim
Hadir di Pidato Kebangsaan Prabowo, Gatot Nurmantyo Sindir Anggaran TNI Kalah Jauh dengan Polisi
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) hadir dalam acara Pidato Kebangsaan di Surabaya, Jumat (12/4/2019). Me
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) hadir dalam acara Pidato Kebangsaan di Surabaya, Jumat (12/4/2019). Memberikan sambutan di hadapan ribuan pendukung Prabowo di Surabaya, Gatot menjelaskan pentingnya politik kebangsaan.
”Syukur Alhamdulillahirobill alamin, Alhamdulillahirobill alamin, Alhamdulillahirobill alamin. Kata-kata ini yang pantas saya panjatkan kepada Allah SWT. Sebab, saya bisa berdiri di sini di hadapan para pejuang, para ksatria, para patriot Indonesia,” kata Gatot mengawali pidatonya di hadapan ribuan pendukung Prabowo.
Pihaknya lantas menjelaskan alasannya datang ke acara tersebut.
”Saya datang ke acara ini, tidak ada lain karena negara dan bangsa memanggil untuk bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Pak Prabowo menelpon saya untuk berbicara masalah kebangsaan di sini,” katanya.
Ia menegaskan tiga poin yang ia jelaskan dalam kesempatan tersebut. Pertama adalah masalah internasional.
”Masalah internasional yang harus kita waspadai adalah global citizen atau penduduk global. Mereka tidak bicara bangsa, sebab bangsa menghambat globalisasi,” kata Gatot.
Ia lantas menyebut perbedaan Indonesia dengan Amerika dalam hal kebangsaaan. Menurutnya, Amerika membentuk negara dahulu sebelum membentuk bangsa.
• Dahlan Iskan Lompat dari Jokowi ke Prabowo, Singgung Urusan Fitnah Yang Dialami Sampai 17 Tahun
• Hujan Air Mata Saat Pemakaman Potongan Kepala Guru Honorer yang Dimutilasi
• Daftar Promo Spesial Pemilu 17 April 2019: JCO, Breadtalk hingga Dunkin Donuts, Ini Syaratnya!
”Namun, kalau Indonesia, bangsa ada dulu, baru negara terbentuk,” katanya.
Keberadaan bangsa bisa saja hilang dengan adanya global citizen tersebut.
”Sebab, siapapun bisa menjadi penduduk negara lain, yang penting punya uang dan punya izin,” katanya.
Ia mencomtohkan beberapa daerah yang membangun perumahan elit dengan banyak penduduk asing di wilayah pedesaan.
”Ketika di sebuah daerah dibangun superblock, kemudian menaikkan NJOP sehingga pajak naik. Kira-kira, petani siap bayar nggak? Mereka pasti minggir,” katanya.
Pertanyaan ini lantas dijawab ”Tidak” secara serentak oleh para pendukung Prabowo.
”Kalau kita tidak waspada, zaman penjajahan kita menjadi pembantu, sekarang para keturunannya menjadi pembantu, dan nanti pun jadi pembantu. Inilah yang nantinya harus diwaspadai oleh pemerintahan ini,” terangnya.
Masalah kedua, dia menyoroti kekuatan inti bangsa yang ditopang kekuatan TNI dan rakyat.
”Kalau TNI kuat, rakyatnya kuat, negara manapun tak mungkin bisa. Surabaya menjadi bukti saat TNI masih bayi baru berusia berapa bulan (di tahun 1945) namun bisa melawan penjajah yang memiliki kekuatan dengan senjata canggih,” katanya.