TRIBUNJATIM.COM, MADURA – Hujan yang mengguyur seharian di wilayah Kecamatan Palengaan, Pamekasan, menyebabkan ribuan rumah warga sejumlah desa dan kelurahan di empat kecamatan di Pamekasan, terendam banjir antara 0,5-1 meter, Sabtu (13/4/2019) malam.
Di antara kawasan yang terdampak banjir itu, yakni di Desa Kodik dan Desa Samiran, Kecamatan Proppo. Desa Palengaan Daja, Kecamatan Palengaan.
Kelurahan Barurambat Timur, Desa Lemper dan Desa Majungan, Kecamatan Pademawu. Kemudian kawasan Kelurahan Jungcangcang, Parteker, Patemon dan Kelurahan Barurambat Kota, Kecamatan Kota, Pamekasan.
• Jeritan Histeris Pembunuh Budi Hartanto di Tengah Malam Dibongkar Tetangga, Sampai Teriak Takut
• Masa Tenang Pemilu 2019, Bawaslu Pamekasan Tertibkan Ratusan APK yang Masih Terpasang
Melihat dari tingginya air dan luasnya banjir yang melanda kota Pamekasan yang diakibatkan luapan sungai, merupakan banjir terparah selama 50 tahun belakangan ini.
Sebab selama ini, jika terjadi banjir ketinggian air mencapai lutut, atau antara 40 – 50 cm. Namun kali ini di kawasan itu, tinggi air di atas 1 meter.
Kondisi banjir terparah menimpa ratusan rumah di RT 001, 002 dan 003, RW 01, Kelurahan Jungcangcang.
Seperti di kawasan Jl KH Sinhaji, ketinggian air di lokasi ini di atas perut orang dewasa.
Akibatnya warga menindahkan seluruh barang perabot rumah tangganya ke tempat yang lebih tinggi.
Bahkan sebagian dari mereka memanggul peralatan elektronik, berupa TV, lemari es, sound sistem untuk dibawa ke luar dititipkan ke rumah familinya yang tidak terdampak banjir.
Sementara untuk tempat tidur, kursi busa atau kursi sofa, dibiarkan terendam banjir bercampur lumpur.
Begitu parahnya banjir di lokasi ini, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, mengevakuasi beberapa warga lanjut usia, ibu menyusui dan ibu hamil, ke kantor wakil bupati (Wabup) di Jl Jokotole Pamekasan.
Sedang warga yang sedang sakit, dievakuasi menggunakan mobil ambulan dibawa ke RSUD Slamet Martodirjo, untuk mendapatkan penanganan medis.
Wabup Pamekasan, Raja’ie, turun ke lokasi, tanpa menghiraukan separuh tubuhnya terendam air, memimpin penanggulanan banjir.
Kadis PU Penataan Ruang, Totok Suhartono, Kadis Lingkungan Hidup (DLH) Amin Jabir, Kepala BPBD Pamekasan, Akmalul Firdaus juga berada di lokasi.
Sementara Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, sekitar pukul 01.30, meninjau lokasi banjir dengan jalan kaki menerobos genangan air.
Saat itu bupati berbincang dengan warga dan petugas di lapangan.
Banjir ini juga melumpuhkan sejumlah akses jalan raya. Sehingga aparat kepolisian terpaksa menutup arus lalu lintas di Jl Segara, Jl Cokoratmojo dan Jl Abd Azis.
Sebab di kawasan jalan itu, air melubur ke jalan setinggi lutut. Beberapa pengendara sepeda motor yang nekat nerobos, mesinnya mati.
Hairul Mufid (27), warga Jl Segara, yang rumahnya terendam banjir sebatas perut, mengatakan, malam itu di rumahnya sedang berlangsung pengajian bersama mengundang banyak warga sekitar.
Namun menjelang berakhirnya pengajian, sekitar pukul 19.00 air sudah masuk halaman rumahnya dengan cepat.
Begitu pengajian usai, air sudah masuk rumah. Sehingga ia dan keluarganya mengemasi perabot rumah tangganya.
Hanya saja, untuk tempat tidur, berupa kasur dan kursi busa, tidak bisa ia selamatkan.
“Sejak saya lahir, baru kali ini rumah saya kebanjiran,” kata Hairul Mufid, kepada Tribunjatim.com
Sedang Suharto, anggota DPRD Pamekasan Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), terpaksa mengungsikan seluruh keluarganya.
Sebab rumahnya di Jl Segara terendam bajir. Sejumlah peralatan elektronik, diangkut ke luar diselamatkan dari air.
“Tadi sore saya dihungi keluarga yang tinggal di Palengaan. Saat itu kondisi desanya seperti lautan, lantara diterpa hujan. Saya diminta siaga dan antisipasi, karena airnya mengalir lewat sungai melintas kota Pamekasan,” kata Suharto.
Selain menenggelamkan rumah warga, banjir juga merendam kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pamekasan. Juga lembaga pendidikan, yakni SDN Jungcangcang 3 Jl Segara.
Lalu, SMPN 1, Pamekasan, di Jl Abd Azis. Seluruh bangku dan kursi, di I hingga kelas III terendam air. Tembok pagar belakang di sekolah itu sepanjang 6 meter roboh diterjang banjir.
Esok harinya, Minggu (14/4/2019), siswa dan siswi kelas I dan II SMP 1, melakukan bersih-bersih bersama guru pengajarnya.
Sebab seluruh bangku dan lantai kelas basa belepotan lumpur.
“Sejak Senin (8/4/2019) hingga Selasa (16/4/2019) mendatang, seluruh ruangan ini digunakan ujian sekolah berbasis nasional kelas III. Mau tidak mau, seluruh ruangan kelas ini harus dibersihkan, agar tetap biasa dipakai ujian,” kata Amir Mahmud, salah seorang guru.
Kepala PU Bina Marga dan Penataan Ruang Pamekasan, Totok Hartono, ditemui di lokasi mengakui, banjir kali ini merupakan terparah selama 50 tahun.
Menurutnya, meluapnya air sungai ini, akibat hujan deras di wilayah Kecamatan Palengaan, dengan intesitas tinggi.
“Karena derasnya air sungai dari arah Palengaan itu dan kebetulan air laut pasang, maka air tidak segera mengalir dengan cepat, sehingga meluap dan menggenangi rumah warga,” papar Totok Hartono.
Kepala BPBD Pamekasan, Akmalul Firdaus mengatakan, untuk penanggulanan banjir ini melibatkan BPBD, TNI, Polri, tim tanggap bencana, relawan, Orari, dinas kesehatan, RSUD, DLH, PU Penataan Ruang dan instansi terkait.
• Daftar Nama Pelatih yang Kehilangan Pekerjaannya Usai Gelaran Piala Presiden, Ada yang Dipecat
• Intip Deretan Lengkap Tren Kebaya 2019 yang Modis untuk Model Hijab, Wisuda sampai Bridesmaid
Berapa rumah warga yang terdampak banjir, Firdaus belum bisa merinci.
Di Kelurahan Jungcangcang saja, terdapat sebanyak 325 KK.
Belum lagi di daerah lain dan untuk meringankan sebagian beban warga yang terdampak banjir, pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 1.000 nasi bungkus, yang diberikan lewat RT masing-masing.
“Berapa jumlah kerugian materi akibat kejadian ini masih dalam pendataan. Sebab hingga sore ini, angotanya masih di lapangan. Selain mendata, juga memberikan bantuan penanganan untuk korban banjir,” kata Akmalul Firdaus. (Surya/Muchsin Rasjid)