TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Menggeluti ternak ikan ternyata menginspirasi mahasiswa Universitas Airlangga yang menciptakan start-up.
Yaitu Zakariya, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan yang menciptakan probiotik untuk ikan yang dinamakan B Pro.
Zakariya mengungkapkan idenya muncul karena dalam budidaya ikan kerap ditemukan ikan yang mati setiap beberapa hari sekali.
Sehingga kerap dilakukan penggantian air.
• Mengenal Apa Itu Lelah, Faktor Penyebab Wafatnya KPPS Pemilu, Ini Kata Fakultas Kedokteran Unair
• Mahasiswa Management Perhotelan UK Petra Hadirkan Nuansa Rainforest di Nui Hotel & Restaurant
Sayangnya, intensitas penggantian air yang sering menyebabkan cost budidaya meningkat.
Karena itulah dibutuhkan sebuah ide kreatif untuk menyelesaikan permasalahan.
Dikatakan Zakariya, B Pro adalah produk probiotik untuk budidaya ikan.
Mekanismenya adalah meningkatkan kekebalan tubuh ikan dari penyakit dan merombak senyawa merugikan yang terdapat pada air.
“Jadi, selain berfungsi untuk meningkatkan imunitas, B Pro juga bisa menjaga kualitas air,” tandasnya.
Hingga saat ini, aplikasi B Pro sudah dilakukan pada ikan lele.
Hasilnya, dapat mengurangi risiko ikan terserang penyakit dan mengurangi intensitas penggantian air kolam.
Pengaplikasian dilakukan dengan dua cara, yaitu mencampurkan B Pro ke dalam pakan ikan dan disebarkan ke air kolam.
“Perancangan start-up ini sempat terkendala, saya bingung dengan dana dan partner yang dibutuhkan untuk merintis B Pro. Namun, pada akhirnya permasalahan ini dapat teratasi,” lanjutnya.
Untuk mengatasi permasalahan terkait dana, Zakariya melakukan funding dan memanfaatkan jaringan yang ia miliki.
Selain itu, ia juga mencari informasi dari teman-teman soal karakter target yang akan dijadikan partner.
Dalam perjalanan rintisan start-up-nya, Zakariya pernah menghadiri Indonesia Startup Summit 2019.
Di sana, ia berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan para perintis start-up dengan berbagai tema yang berbeda.
Acara tersebut diikuti oleh 500 peserta dan dihadiri pula oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
• Puluhan Mahasiswa PMII Ngluruk Dishub Lamongan, Tanyakan Kelola Parkir & Juru Parkir Tanpa Identitas
• Mahasiswa Universitas Brawijaya Selenggarakan Pameran Seni Rupa, Angkat Tema Wajah Kota Malang
“Di Indonesia Startup Summit itu kita berkesempatan untuk sharing tentang bagaimana merancang start-up hingga bisa sukses dan apa saja hambatan yang dialami. Mulai dari start-up otomotif, kuliner, kesehatan, sosial, dan lain-lain,” jelas Zakariya.
Menurutnya, para mahasiswa tidak perlu takut untuk memulai merintis start-up.
Selama memiliki ide kreatif dan yakin akan inovasi yang dibuat, start-up pasti bisa berkembang dengan baik. (Surya/Sulvi Sofiana)