TRIBUNJATIM.COM - Tak semua tahu, ternyata antara Front Pembela Islam (FPI), dengan Menkopolhukam Wiranto ternyata pernah memiliki hubungan.
Itu seperti sebuah pengakuan yang disampaikan langsung oleh Wiranto.
Pengakuan itu disampaikan Wiranto dalam sebuah wawancara dengan Aiman Wicaksono di Kompas TV.
Tepatnya, seperti yang ditayangkan dalam akun YouTube Kompas TV, Senin (13/5/2019).
• 7 Calon Pengganti Wali Kota Risma di Pilwali Surabaya 2020, Presiden Persebaya hingga Politisi PSI
Dalam wawancara itu, awalnya Aiman menanyakan mengenai adanya maklumat dari pemimpin FPI, Rizieq Shihab.
Maklumat itu terkait sikap Rizieq terhadap pelaksanaan pemilu di Indonesia yang dianggapnya banyak kecurangan.
Mendapat pertanyaan itu, Wiranto pun bereaksi.
Wiranto pun balik menanyakan.
• Said Aqil Bongkar Ramalan Gus Dur Soal Ustaz Dadakan, Ciri-cirinya Terungkap, Siapa yang Dimaksud?
Menurutnya, jika pemilu kali ini dituduh banyak kecurangan, maka Wiranto memintanya untuk menunjukkan bukti.
"Buktinya apa?" tanya Wiranto.
Selain itu, Wiranto juga mengakui dirinya juga pernah ikut membina FPI.
Pengakuan itu disampaikan Wiranto saat Aiman menanyakan pendapat Wiranto soal pernyataan AM Hendropriyono.
• Tak Ada yang Menggubris, Ucapan Bu Tien Sebelum Wafat Jadi Bukti Kekuasaan Soeharto Bakal Berakhir
Tepatnya, terkait Rizieq Shihab, Yusuf Martak dan warga keturunan Arab jangan provokatif.
Menurut Wiranto, kedua orang itu sebenarnya pada awalnya pernah dekat dengannya.
"Begini, itu dua-duanya kan pernah dekat dengan saya. FPI dulu tahun 1998 saya ikut membinanya, dalam arti memberi kesempatan untuk dia eksis ya karena waktu itu bersama-sama mengamankan kondisi negeri ini," ungkap Wiranto.
• SBY Bikin Malu Pemuda yang Tagih ‘Janjinya’, Niat Sebenarnya Terbongkar Saat Ditanyakan 4 Hal
Wiranto juga mengakui dirinya mengenal Rizieq Shihab.
Meski demikian, saat ini dia meminta kepada Rizieq Shihab untuk segera sadar.
"Maka sekarang kalau berubah seperti ini, saya minta sadarlah, kembali ke jalan yang benar. Sama dengan Yusuf Martak pernah menjadi bendahara saya di satu organisasi, Perhimpunan Kebangsaan. Dulu sangat nasionalis, sangat menghormati kondisi negeri yang kita hadapi bersama-sama membangun negeri ini. Tiba-tiba kok sudah berubah seperti ini, melalui siapa saya nggak ngerti," ujar Wiranto.
Soal Tudingan Kecurangan Pemilu, Wiranto: Habib Rizieq Itu Siapa? Kok Bisa Menuduh Seenaknya
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto memberikan penjelasan soal Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang dianggap menghasut masyarakat.
Hal ini disampaikan Wiranto saat menjadi narasumber di acara Aiman Kompas Tv, Senin (13/5/2019).
Mulanya, pembawa acara Aiman bertanya soal orang yang disinggungkan Wiranto saat melakukan konferensi pers.
"Saya harus bacakan, takut salah dari sisi redaksinya, Bapak menyatakan bahwa dalam konferensi pers itu ada tokoh di luar negeri yang mengompori dan menghasut masyarakat, Bapak keberatan untuk menjelaskan?," tanya Aiman.
"Enggak (keberatan), Habib Rizieq," ujar Wiranto.
Wiranto lalu menjelaskan apa yang ia maksudkan dengan menghasut masyarakat.
"Videonya kalau punya HP, kemudian YouTube, ada juga lewat WA, semua tahu bahwa dia mengeluarkan maklumat," tutur Wiranto.
"Kemudian membuat pernyataan yang katakanlah mengepung KPU lah, itu kan semuanya kan membuat suasana panas."
Wiranto juga menyebutkan soal tudingan kecurangan yang dilontarkan Habib Rizieq.
"Di luar negeri enggak ikut pemilu, bisa katakan pemilu ini penuh kecurangan buktinya apa? Kan pemilu waktu itu baru selesai baru dihitung, toh baru ngumpulkan kalau ada kecurangan sudah ada wadahnya," tambahnya.
Menurut Wiranto, jika ada kecurangan seharusnya ada pelaporan yang sudah ada wadah untuk melapor.
Mulai dari kecurangan kecil dan kecurangan besar ke Bawaslu.
Sementara untuk perselisihan jumlah suara ada lembaga Mahkamah Konstitusi untuk melaporkan.
"Ya enggak perlu kemudian menjustifikasi, dia lembaganya apa kok tahu seperti itu. Itu kan membuat masyarakat bingung."
"Habib Rizieq itu siapa? Kemudian bisa menjustifikasi menuduh seenaknya dan disiarkan secara luas ke publik."
Wiranto: Jangan Seenaknya di Negara yang Berlandaskan Hukum Ini
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM, Wiranto memperingatkan agar hasutan, cacian, dan ujaran kebencian terkait Pemilu 2019 jangan sampai mengganggu kesucian bulan Ramadan 2019.
Wiranto mengatakan agar pihak-pihak yang diketahui masih berusaha membuat ‘ramai’ di tengah bulan Ramadan ini agar tidak seenaknya dengan negara Indonesia yang berlandaskan hukum.
“Hinaan, hasutan, ujaran kebencian membuat masyarakat tak aman selama bulan Ramadan ini, dan itu masih terus dilakukan, saya peringatkan agar jangan seenaknya di negara yang berlandaskan hukum ini,” tegasnya ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).
Untuk merespon kondisi terkini, Wiranto siang tadi menggelar rapat terbatas bersama Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkominfo Rudiantara, dan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.
Dalam rapat itu Wiranto mengaku melakukan pemetaan dugaan pelanggaran hukum selama proses Pemilu 2019.
Mantan Panglima TNI itu juga meminta aparat keamanan untuk bertindak tegas jika ada pihak yang bertindak inkonstitusional terkait Pemilu 2019.
Wiranto pun menegaskan bahwa upaya tersebut bukanlah tindakan diktator, dan sengaja dihembuskan supaya pemerintah takut mengambil keputusan.
“Itu bukan keputusan yang diktator, kalau ada yang sampaikan sesuatu tapi tak terbukti kebenarannya, ia harus pertanggungjawabkan secara hukum, jangan seenaknya di negara ini,” pungkasnya.