Sore harinya, bapak agak drop kesehatannya, tim dokter bertanya pada bapak : “Bapak, kami akan memeriksa bapak ya.”
Bapak menjawab : “Tanyakan pada Tutut saja.”
Para dokter agak bingung lalu menyampaikan pada saya. Saya sampaikan, “Ayo saya temani periksa bapak,”
Pada malam harinya, kebetulan saya dan Mamiek jaga bapak. Bapak kelihatan drop sekali.
Tapi setiap kami tanyakan, bapak ada yang sakit, bapak hanya geleng kepala.
6. Tidur Bersama Sigit
Detik-detik menjelang Soeharto menghembuskan nafas terakhir, Soeharto ternyata tidur bersama anak laki tertuanya, Sigit.
Hal itu dikisahkan oleh Tutut :
Kami berdua ke kamar bapak. Bapak, ditemani Sigit, nampak tertidur dengan tenang tapi sudah tidak membuka mata. Kami putuskan memanggil semua keluarga.
Sesampainya semua di rumah sakit, satu persatu saya minta semua cium tangan bapak, sambil saya dan adik-adik membimbing bapak, membisikkan di telinga bapak, untuk istighfar dan bertasbih.
Salah seorang dari perawat bapak, ikut membisikkan terus khalam ILLAHI, sampai terhenti nafas bapak.