TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Fenomena naik turunnya harga bawang putih, tampaknya membuat Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan tertarik untuk membudidayakannya.
Pembudidayaan bawang putih ini pun, mulai dikembangkan empat bulan belakangan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ihwan menyampaikan, budidaya bawang putih tidak serta merta bisa dilakukan.
Karena, lahan yang bisa ditanam, adalah lahan di atas 800 mdpl. Seperti kawasan Tosari dan Tutur.
• Jelang Libur Lebaran, Pemkot Surabaya Wajibkan Kendaraan Dinas untuk Parkir Mulai 31 Mei 2019
• Pedagang Pasar Lama Kedinding Surya Ungkap Tak Puas Pembagian 1 Stan per Orang di Tempat Baru
Selama ini, lahan pertanian di Tosari dan Tutur, kebanyakan ditanami kentang.
"Kami menginginkan adanya rotasi tanaman. Sehingga, petani tidak melulu menanam kentang,” kata Ihwan.
Ia menambahkan, budidaya kentang memang terbilang baru.
Petani disuguhi pilihan lain, untuk mengelola lahannya.
Mereka tidak harus menanam kentang. Karena bisa dengan bawang putih, yang keuntungannya masih menunjang.
Menurutnya, banyak keuntungan yang bisa didapatkan petani dengan menanam bawang putih.
Karena, petani tidak perlu kesulitan untuk membeli bibit.
Mengingat, pembelian bibit tersebut, bisa diakomodir perusahaan, yang bekerja sama dengan petani.
Kerja sama itu terjalin, lantaran kran impor untuk pengusaha bisa dibuka, jika mereka melakukan penanaman bawang putih.
“Nah, dengan kerja sama petani dengan pengusaha inilah, petani tidak perlu membeli bibit. Mereka hanya perlu mengelola tanahnya untuk ditanami bawang putih,” sambung dia.
Di samping itu, pasar bawang putih juga jelas. Mereka tidak perlu susah untuk menjual hasil produksinya.