Aksi 22 Mei

Cerita Ismail, Pedagang yang Warungnya Dibakar Massa Aksi 22 Mei, Sebut Bangga Bisa Bertemu Jokowi

Penulis: Elma Gloria Stevani
Editor: Melia Luthfi Husnika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ismail (68), pemiliki warkop yang dijarah massa aksi, di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

TRIBUNJATIM.COM - Ismail merupakan salah satu pemilik warung yang harus rela barang dagangannya dijarah dan warungnya dibakar massa saat aksi 22 Mei

Dengan sangat terpaksa, Ismail (68) harus mengalami kerugian hingga Rp 20 juta setelah warungnya dibakar massa aksi di Jalan KH Wahid Hasyim, Sabang, Jakarta Pusat.

Melihat keadaan itu, Presiden Joko Widodo memanggil memanggil Ismail bersama pedagang lain yang menjadi korban penjarahan dalam aksi 22 Mei yaitu Rajab dan Usma.

Puji Kinerja TNI dan Polri di Kerusuhan 22 Mei, Luhut Panjaitan: Kalau Masih Jadi Tentara Saya Libas

"Bantuan berupa uang udah dikasih dari Bapak Presiden. Alhamdulillah. Kalau nominalnya ngga usah diceritain ya," tutur Ismail kepada TribunJakarta.com, Senin (27/5/2019).

Menurut Ismail, kesempatan yang diberikan kepadanya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi pria 68 tersebut.

"Tapi saya bangga, baru kali ini ketemu Bapak Presiden. Sampai disuruh datang ke istana. Alhamdulillah saya bangga," sambung Ismail. 

Tak hanya dari Presiden Joko Widodo, perusahaan e-commerce dengan label unicorn pun turut memberikan bantuan kepada Ismail.

Blokir Media Sosial Pasca Aksi 22 Mei, Kemenkominfo Temukan 30 Hoax dari Hampir 2000 URL

"Ini udah dikasih dari Bukalapak berupa barang dagangan kayak Indomie, minuman. Ntar kalau udah dibangun. Udah dititipin sih barangnya. Alhamdulillah udah ada. Alhamdulillah udah banyak bantuan," terang Ismail.

Adapun bantuan lain dari Gereja di sekitar Sarinah diberikan kepada Ismail yang saat ini mendapat musibah.

"Alhamdulillah kemarin dari Gereja Theresia ada yang ngasih Rp 5 juta. Alhamdulillah, mungkin kan buat beli baju lebaran," tambah Ismail sembari tertawa.

Ismail sendiri tetap bersyukur meski mendapat musibah saat aksi 22 Mei lalu dirinya masih selamat dan sehat.

Sebelumnya, warung kopi milik Ismail habis dibakar massa yang melancarkan aksinya pada Rabu (22/5/2019) pukul 23.00 WIB.

Kronologi kejadian dimulai ketika massa aksi 22 Mei mulai menuju Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat.

Kemudian massa melihat ada Pos Polisi Sabang yang saat itu berada di samping warkop milik Ismail.

"Sumpah, saya kaget banget. Tau-tau dibangunin paksa, saya mau dipukulin disangka polisi. Saya bilang, saya bukan polisi tapi yang punya warkop. Tapi mereka tidak percaya," jelas Ismail.

Halaman
12

Berita Terkini