Terkuak 5 Fakta Lain Rujak Cingur yang Viral karena Harga, Muncul Teror hingga Nasib Suami Penjual
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah video terkait rujak cingur di Surabaya baru-baru ini jadi viral.
Video itu viral karena harga rujak cingur yang dipatok oleh sang penjual.
Marmila (45) atau Bu Mella, penjual rujak cingur dari Surabaya sempat merebut perhatian pecinta kuliner Kota Pahlawan, gara-gara rujaknya yang dijual Rp 60 ribu per porsi.
Banyak yang menyebut rujak Bu Mella terlalu mahal untuk ukuran pedagang kaki lima yang tempat jualannya pun di pinggir kali.
Ketika ditemui TribunJatim.com di rumahnya di kawasan Gunung Anyar Surabaya, Bu Mella mengungkapkan banyak hal yang selama ini tidak diketahui netizen.
• Sebelum Viral, Pedagang Viral Rujak Cingur Rp 60 Ribu Mengaku Habiskan 10 Kg Cingur Tiap Hari
Berikut fakta-fakta di balik rujak cingur Bu Mella
1. Untuk biaya cuci darah sang suami
Bu Mella adalah tulang punggung keluarga, sehingga jualan rujak cingur adalah satu-satunya sumber pendapatan keluarga itu.
Selain memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, hasil jualan rujak cingur itu digunakan untuk membiayai cuci darah suaminya yang tidak berdaya didera penyakit ginjal.
"Kalau usaha saya ini ditutup, siapa yang bakal menghidupi keluarga saya. Suami saya ini cuci darah," katanya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Selasa (11/6/2019).
2. Sudah 20 Tahun Jualan Rujak Cingur
Bu Mella mengaku sudah sejak 20 tahun lalu jualan rujak cingur, sejak harganya masih Rp 7.500 seporsi.
"Saya jualan sudah lama lho, sejak harganya Rp 7.500, kemudian Rp 15 Ribu, 25 Ribu, 55 Ribu, sekarang Rp 60 Ribu. Porsinya itu jumbo," ucapnya.
Tak cuma itu, selama 20 tahun memulai bisnis kulinernya sejak 1999, Mila tak pernah menggeser lapak rujak cingurnya ke tempat lain.
Selama bertahun-tahun ia sudah berjualan di bahu Jalan Raya Wiguna sisi timur.
3. Sehari bisa habiskan 40 kg cingur
Bu Mella mengaku dalam sehari ia bisa menghabiskan Rp 3,1 juta untuk kulakan bahan baku rujak cingur.
"Ya sekitar 3 Juta 100 ribu, itu belum termasuk beli (daging) cingurnya," katanya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Selasa (11/6/2019).
Ia mengaku harus membeli bahan-bahan terbaik untuk rujak cingurnya. "Ya di pasar kalau beli, cuma ya saya pilihi yang bagus-bagus. Saya gak mau beli bahan yang gak bagus," katanya.
Di hari-hari biasa, rata-rata ia menghabiskan 10 kg cingur, sedangkan saat ramai 40 kg cingur pun ludes.
4. Setelah viral makin banyak order
Gara-gara dibanderol Rp 60 ribu, rujak cingur Bu Mella jadi viral. Banyak caci-maki dialamatkan pada ibu satu anak yang tinggal di Gunung Anyar Surabaya itu.
Namun begitu, Bu Mella tak kehilangan pelanggan, bahkan banyak berdatangan pelanggan baru.
"Semua itu ada hikmahnya. Rejeki diatur Yang Di Atas," katanya.
TribunJatim pun membuktikan sendiri kata-kata Bu Mella itu. Selama wawancara, setidaknya ada empat interupsi panggilan masuk ponselnya.
Itu telepon dari konsumen yang ingin merasakan rujak Rp 60 ribu hasil racikannya. "Bentar ya mas ada telepon lagi yang masuk," kata Mila memotong percakapan.
Namun, berkali-kali Mila terpaksa menjawab secara halus para penelpon itu, lantaran hari ini lapak rujaknya terpaksa tutup sementara.
Baca selengkapnya: Pasca Viral, Rujak Cingur Bu Mella Bukannya Sepi, Malah Banjir Orderan,
5. Dapat Banyak Teror Lewat Telefon
Tak hanya dapat pelanggan baru, Bu Mella juga dapat musuh baru, setidaknya ini terlihat dari banyaknya teror yang dikirim lewat ponselnya.
Bu Mella mengungkapkan, teror itu berupa pesan singkat (SMS) dan panggilan telefon dari nomor tak dikenal.
"Sejak kemarin ada yang SMS saya tulisannya 'ta*k', terus ada SMS lainnya yang tanya-tanya rujak saya harga Rp 60 Ribu," katanya.
Seingatnya, bila dihitung sejak Senin (10/6/2019) kemarin hingga Selasa (11/6/2019), terhitung ada sekitar 20 kali panggilan yang ia sempat terima.
Berbagai macam panggilan yang mengintimidasi itu terjadi berkali-kali. Bahkan tak mengenal waktu, kadang pagi hari saat dirinya sedang sibuk melayani pembeli rujak, dan tak jarang saat malam hari.