Pemuda Asal Lamongan Sulap Pipa Paralon Bekas Jadi Lampu Hias Motif Kaligrafi hingga Etnik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lampu hias bermotif kaligrafi berbahan pipa paralon bekas buatan Supriyo, pemuda Desa Klagensrampat Kecamatan Maduran.

Sampai proses finishing paling cepat sehari bisa menghasilkan 2 lampu.

"Tapi kalau yang motifnya foto/wajah karena gak tembus (relief) pengerjaanya lebih lama lagi," katanya.

Supriyo yang mengaku untuk membuat relief atau ukiran ini dibutuhkan konsentrasi ekstra dan ketekunan lebih.

Karena tingkat kesulitannya beragam, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lesbumi Lamongan ini membandrol lampu hias buatannya dengan harga yang beragam.

Mulai Rp 125.000 hinggal Rp 150.000 per unit.

Barang hasil karyanya cocok ditempatkan dimanapun, tergantung pada motifnya.

"Di kafe juga bisa, diwarung, hotel sampai rumah mewah sekalipun," katanya.

Supriyo mengaku siap mengerjakan kurung lampu sesuai pesanan pemesan.

Semua proses produksi lampu hias berbahan paralon ini masih diilakukan secara manual atau buatan tangan, sehingga jumlah produksinya terbatas. Namun hasilnya benar - benar natural.

"Untuk sementara ini baru sekedar menerima pesanan dari teman-teman dan konsumen di Lamongan, "katanya.

Sukahar Kusmin, Perajin Asal Kediri Ini Sulap Botol Miras dan Gilingan Kopi Jadi Lampu Hias Antik

Buat Lampu Hias Canggih Bernuansa Lokal, Mahasiswa ITS Surabaya Terinspirasi dari Kecanduan Gadget

Penggarapannya masih dilakukan sendiri oleh Supriyo dan belum melibatkan pekerja dari luar.

Bisa jadi nantinya, kata Supriyo, ia akan melibatkan pemuda desa setempat kalau jumlah pemesannya lebih banyak.

Namun ia tak mau gegabah, karena karyanya itu membutuhkan sentuhan halus dan diimbangi dengan sentuhan perasaan.

"Ini kan termasuk karya seni," kata Supriyo. (Surya/Hanif Manshuri)

Berita Terkini