Kilas Balik

Kisah Idjon Djanbi, Tentara Belanda yang Ikut Cetak Pasukan Khusus TNI, Akhir Hidupnya Tak Disangka

Penulis: Ani Susanti
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Idjon Djanbi, Tentara Belanda yang Ikut Cetak Pasukan Khusus TNI, Akhir Hidupnya Tak Disangka

Ia memperdalam pengetahuannya dengan mengambil kursus agraria di Liverpool, Inggris.

Kemudian mempraktikan pengetahuannya sebagai pengusaha ekspor impor bidang agraria dan holtikultura (tanaman hias) tahun 1935-1940.

Allahu Akbar, Teriak Pratu Suparlan Korbankan Diri Selamatkan Pasukan Kopassus, Pin Granat Dicabut

Kisah TNI Bujuk Idjon Djanbi, Tentara Belanda yang Jadi Sosok Pembentuk Kopassus TNI yang Sangar (via TribunJambi)

Perang Dunia II

Pecahnya Perang Dunia II tahun 1939, membuat Visser tidak bisa pulang ke Belanda karena telah dikuasai Jerman.

Di usia 25 tahun, ia terpanggil masuk dunia militer untuk membela Belanda.

Tahun 1940, ia masuk dinas militer sukarela Tentara Sekutu yang berperang melawan Jerman.

Tugas pertamanya sebagai tentara adalah menjadi sopir Ratu Wilhelmina.

Selang setahun berdinas, ia mengundurkan diri.

Kisah Kolonel Moeng yang Ditakuti Prajurit Kopassus, Buat Pasukan Kaget saat Telan Telur Ular Sanca!

Ia lalu mendaftarkan diri sebagai operator radio di Pasukan Belanda ke-2 (2nd Dutch Troop).

September 1944, ia merasakan operasi tempurnya yang pertama bersama pasukan Sekutu dalam Operasi Market Garden.

Pasukan tempat Visser bertugas termasuk ke dalam Divisi Lintas Udara 82 Amerika Serikat.

Ia dan pasukannya diterjunkan melalui pesawat layang, lalu mendarat di wilayah konsentrasi pasukan Jerman.

Dua bulan kemudian saat pasukan dikumpulkan kembali, Visser digabungkan dengan pasukan Sekutu lain untuk operasi pendaratan amfibi di Walcheren, kawasan pantai di bagian selatan Belanda.

Pendidikan komando ditempuhnya di Commando Basic Training di Achnacarry di pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan tak berpenghuni.

Kemarahan Pendiri Kopassus hingga Pernah Tempeleng Soeharto, Berawal dari Laporan Presiden Soekarno

Setelah menjalani latihan khusus yang keras dan berat, ia berhak menyandang brevet Glider (baret hijau).

Halaman
1234

Berita Terkini