Pacitan Masuk KLB Hepatitis A, Berikut Cara Menanganinya Menurut Pakar Kesehatan Masyarakat Unair

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti
Editor: Arie Noer Rachmawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Oedojo Soedirham dr MA MPH PhD

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur telah menetapkan status Kejadian Luar Bisa (KLB) wabah Hepatitis A.

Menanggapi hal ini, pakar kesehatan masyarakat sekaligus dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Oedojo Soedirham dr MA MPH PhD mengungkapkan, penyakit peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A ini memang dikategorikan sebagai penyakit yang mampu menyebar secara cepat.

"Hepatitis A ditularkan melalui fecal-oral, di mana virus akan masuk ke mulut melalui benda atau makanan yang telah terkontaminasi tinja penderita hepatitis A," tutur Oedojo, Selasa (2/7/2019).

Ada 227 Penderita Hepatitis A di Trenggalek, Dinkes Jatim Kirim Surveilans: Ini Tak Terkait Pacitan

Apabila ditularkan melalui makanan atau minuman, lanjutnya, maka pembuat makanan atau minuman, diperkirakan kurang menjaga kebersihan sehingga dapat menularkan virus penyakit ini.

"Masyarakat kita juga masih kurang berpola hidup sehat sehingga kuman, bakteri, dan virus gampang menjangkit," tutur Oedojo.

"Tidak adanya angka kejadian (suatu penyakit), bukan berarti bebas dari penyakit tersebut. Seharusnya kita harus tetap berwaspada, tak hanya terhadap hepatitis A, melainkan semua penyakit," ungkapnya.

Pemkab Trenggalek Beri Atensi Khusus, Ada 227 Pasien Hepatitis A yang Dirawat di RSUD dr Soedomo

Apabila penyakit hepatitis A ini telah mewabah, maka Oedojo menyarankan agar dinas kesehatan terkait untuk melakukan isolasi kepada para pasien yang terjangkit. Hal ini untuk meminimalisir penyebaran virusnya.

"Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah lokalisir karena penyebarannya sangat cepat. Selain itu juga harus berhati-hati dalam me-supply makan, minuman, alat makan, dan lain sebagainya," tutur Oedojo.

Isolasi tersebut dapat dilakukan hingga gejala penyakit seperti meriang, mual, nafsu, dan tubuh terlihat kuning, hilang.

"Selain itu juga harus ditunjukkan hasil dari laboratorium," tuturnya.

Selain melakukan isolasi, dinas kesehatan terkait harus mencatat dan menanyakan beberapa informasi.

824 Warga Terserang Hepatitis A, Ini yang Dilakukan Dinkes Pacitan Agar Penderita Tak Bertambah

Seperti asal desa, makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta kontak dengan siapa saja.

Dalam mencegah dan menekan wabah penyakit, Oedojo menuturkan harus ada kolaborasi semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Tidak bisa jika hanya dilimpahkan kepada dinas kesehatan, seperti masalah kebersihan dan lain sebagainya," ungkap Oedojo.

Upaya yang dilakukan pihak terkait jika ada KLB seperti Hepatitis A yang sekarang sedang melanda Kabupaten Pacitan, adalah dinas setempat harus ekstra berhati-hati.

Pacitan Masuk KLB Hepatitis A, Dinkes Jatim Minta Pasien Istirahat Total Sebulan & Makan yang Matang

"Terutama pada wilayah puskesmas dimana sedang terjadi wabah tersebut," imbuhnya.

Semua penyakit, lanjut Oedojo, sama-sama berpotensi KLB sehingga harus diwaspadai sejak awal.

"Masyarakat pun juga memiliki andil untuk mencegah penyakit yaitu dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat," tuturnya. (Surya/Christine Ayu Nurchayanti)

Berita Terkini