Tanggapan Orangtua dan Siswa SMP Swasta Soal Sekolah dengan Minim Murid Imbas Sistem PPDB 2019

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PPDB.

"Semangat untuk anak-anak kelas 7, jangan putus asa, dan guru-guru selalu mendukung murid-murid," tutupnya. (Surya/Delya Oktovie)

Melihat Kondisi dari Sisi Positif

Siti Islamia, atau yang lebih akrab disapa Mia, ketua OSIS SMP PGRI 5 Surabaya tak mempermasalahkan jumlah siswa di sekolahnya yang terbilang sedikit.

Siswi yang sekarang naik kelas 9 ini melihat kondisi ini melalui sisi yang positif.

VIRAL Siswa SD Bakar Piagam Prestasi Kesal Tak Lolos PPDB Sistem Zonasi, Orangtua Kecewa

"Saya senang-senang saja dengan kondisi sekolah saya yang seperti ini. Saya dan teman-teman bisa belajar seperti les privat," tutur Mia.

Guru-guru pun, lanjutnya, lebih teliti dalam mengajar di kelas.

"Tapi saya dan teman-teman akan lebih senang lagi kalau SMP PGRI 5 seperti dulu, banyak siswa. Jadi para guru lebih semangat dalam mengajar," tutur Mia.

Mia mengungkapkan ia selalu optimis memperkenalkan sekolah kepada para siswa dan siswi baru.

"Guru-guru juga selalu mendukung para siswa yang ada di sekolah agar tidak berputus asa dengan kondisi sekolah yang seperti ini. Pokonya kami selalu semangat untuk menuntut ilmu," papar Mia.

Soal Polemik Zonasi PPDB, FPP Jatim Minta Kemendikbud Kaji Ulang Penerapan Sistem Zonasi

Sementara orangtua Mia, Kusnul, juga tak menjadikan minimnya siswa sebagai masalah.

"Kalau muridnya sedikit, guru bisa lebih teliti sama satu per satu muridnya. Pembayaran di sekolah juga bisa meringankan beban ekonomi keluarga," tutur Kusnul.

Yang ia takutkan, lanjutnya, adalah jika tiba-tiba SMP PGRI 5 ditutup karena kekurangan murid.

"Yang masih sekolah di SMP PGRI 5 mau di kemanakan kalau belum lulus?," papar ibu dari tujuh anak ini. (Surya/Christine Ayu Nurchayanti)

Berita Terkini