TRIBUNJATIM.COM - Putri Gus Dur, Yenny Wahid dipanggil Najwa Shihab sebagai calon menteri.
Yenny Wahid dipanggil calon menteri saat hadir sebagai narasumber di acara Catatan Najwa.
Bermula dari sang pembawa acara Najwa Shihab memperkenalkan satu per satu siapa saja narasumbernya.
Catatan Najwa yang tayang di YouTube pada Senin (15/7/2019 itu bertajuk 'Soal Cina dan Jilbab: Blak-Blakan Merawat Indonesia'.
"Ada peneliti, ada pengusaha, ada aktivis calon menteri," kata Najwa Shihab menunjuk ke arah Yenny Wahid.
Sontak Yunarto Wijaya yang berada di samping Yenny Wahid langsung tertawa.
• Prabowo Tulis Surat untuk Amien Rais Sebelum Bertemu Jokowi, Begini Isi Suratnya
Kemudian, Yenny Wahid mengangkat tangannya lantaran ingin memprotes pernyataan Najwa Shihab.
"Mau protes boleh, bukan protes mau komentar," ucap Yenny Wahid.
"Boleh komentar," imbuh Najwa Shihab.
• Amien Rais Sebut Berikan Kesempatan Jokowi-Maruf Bekerja untuk 5 Tahun, Mahfud MD:Hormat, Pak Amien
Dalam kesempatan itu, Yenny Wahid mengatakan di matanya menjadi calon menteri itu terlalu biasa.
Melihat saat ini banyak orang-orang yang sudah menjadi calon presiden.
"Calon menteri itu biasa banget," kata Yenny Wahid disambut tawa penonton.
"Calon presiden banyak banget," imbuhnya.
• Transkrip Lengkap Pidato Visi Indonesia Jokowi, Sampaikan 5 Poin Penting, Apa Saja?
Najwa Shihab lantas memberikan sebuah pujian saat melihat gaya Yenny Wahid yang penuh percaya diri dengan pernyataannya.
"Gua suka nih model gini," ujar Najwa Shihab.
Ditambah lagi, Yenny Wahid blak-blakan menyatakan pendangdut Rhoma Irama saja bahkan pernah mencalonkan dirinya sebagi presiden.
Tawa penonton pun pecah mendengar ha l tersebut.
"Rhoma Irama juga calon presiden Mbak Nana," kata Yenny Wahid.
"Kita omonginnya 2024 sekarang 2019 udah selesai," ujar Najwa Shihab.
• Unggahan Prabowo Setelah Bertemu Jokowi: Seluruh Hidup Saya, Saya Persembahkan Untuk Indonesia
Yenny Wahid Ingatkan Tak Tuntut Kursi Menteri
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid meminta petinggi Nahdlatul Ulama menyerahkan sepenuhnya persoalan kursi menteri di kabinet baru nanti kepada Presiden Joko Widodo.
Meski banyak warga NU mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, ia menilai tak tepat jika NU ikut meminta jatah kursi di kabinet Jokowi.
"Saya juga mengimbau pada petinggi-petinggi NU untuk tidak terjebak pada retorika seolah-seolah dipahami kita menuntut kursi kabinet dan sebagainya," kata Yenny selepas menghadiri Upacara Bhayangkara di Silang Monas, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
• Mahfud MD Sebut Banyak Rakyat yang Tak Setuju soal Kemungkinan Prabowo Gabung ke Koalisi Jokowi
Dilansir dari Kompas.com, Yenny mengatakan, NU berbeda dengan partai politik sehingga tak bisa berpolitik praktis.
Peran yang harus dijalankan oleh NU yakni peran sinergis dengan pemerintah, memberikan masukan-masukan yang konstruktif, dan memberikan kritik yang membangun.
"Artinya ketika pemerintahannya siapa pun NU harus mampu bekerja sama dan mampu menjaga jarak yang sehat," kata dia. Puteri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid ini mengatakan, warga NU yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia pasti ingin aspirasinya didengar oleh pemerintah.
Namun, menurut dia, penyampaian aspirasi itu tidak harus dengan cara bagi-bagi kursi.
• Amien Rais Sebut Prabowo Nyelonong, Arief Poyuono: Pak Amien Rais Bisa Cegah PAN Gabung Jokowi?
"NU sesuai khitah NU tidak boleh berpolitik praktis, artinya kita menghindari seolah-olah NU menuntut, ada retorika seolah-olah NU menuntut kursi kabinet, ada kursi dialokasikan untuk NU, tidak," ucap Yenny lagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "NU Beda dengan Parpol, Yenny Wahid Ingatkan Tak Tuntut Kursi Menteri"