“Ini sebagai bentuk penghormatan acara adat ini,” tambah dia.
Sebelum dilarung, tumpeng terlebih dulu diarak sejauh kira-kira 1 kilometer (km) dari Kantor Kecamatan Watulimo.
Berbagai penampilan persembahan juga turut dihadirkan dalam arak-arakan itu.
Ada juga tiga perempuan yang didandani layaknya calon pengantin berpakaian hijau.
• Serunya Warga Berebut Larung Kepala Kerbau di Dam Bagong Trenggalek, Wujud Syukur & Hormati Leluhur
Menurut Nur, menghadirkan “pengantin” dalam aksi budaya itu merupakan tradisi.
“Istilahnya, para nelayan ngunduh mantu,” ujarnya.
Turut hadir dalam Labuh Sembonyo, Bupati Trenggalek M Nur Arifin beserta istri dan jajaran Forkompimda. (Surya/Aflahul Abidin)